KURUNGBUKA.com – (19/05/2024) Setelah Perang Dunia II, Jepang yang pernah dihancurkan mulai pulih dan tegak sebagai negara maju. Perubahan-perubahan terjadi dalam beragam hal. Yang terpenting: teknologi. Jepang sadar kekuatan teknologi yang akan menimbulkan kemajuan-kemajuan.
Agenda-agenda besar yang diwujudkan memicu pelbagai perdebatan, yang bertumpu etika, keluarga, identitas, bahasa, dan lain-lain. Jepang yang menjadi negara maju dan besar menyisakan masalah-masalah sulit terselesaikan. Di situ, ada pengarang yang berperan: sedikit atau banyak.
Jepang, asal Haruki Murakmi adalah negara yang agung sekaligus ruwet. Haruki Murakmi yang mengamati memberi pendapat merujuk pengarang: “… yang piawai menyusun kata-kata, turut memberi sumbangsih positif dalam usaha mencapai nilai kolektif berskala besar.”
Penulis yang berperan dalam dampak-dampak kemajuan Jepang. Selanjutnya: “Para penulis berusaha mengaitkan nilai-nilai dan etika baru melalui susunan kata yang juga baru, kami mencipta dan membangun cerita-cerita baru, cerita-cerita yang menggelorakan semangat, cerita-cerita ini kami siarkan ke khalayak.”
Jepang tak hanya teknologi. Jepang itu cerita. Para penulis yang memberi cerita akhirnya dikenal di dunia, yang menjadikan Jepang adalah pikat besar. Alur dalam kemajuan dan kepentingan Jepang itu tersampaikan Haruki Murakami (2011): “Irama pada cerita-cerita itu akan membangkitkan keteguhan pada batin orang-orang, layaknya nyanyian yang disenandungkan oleh orang-orang desa sambil menanam benih.”
Kita menemukan ada yang lama atau silam, yang membuat Jepang tidak terlalu kehilangan pijakan dan arah. Cerita-cerita yang membuat Jepang tidak tersesat atau kebablasan dalam perayaan hidup: lama dan baru.
(Haruki Murakami, 2020, Seni Menulis, Circa)
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<