KURUNGBUKA.com – (14/05/2024) Sosok yang telah sanggup menulis novel-novel bermutu berhak memberi nasihat-nasihat. Ia tidak menjadikan dirinya sombong tapi rujukan atas beragam kegagalan dan capaian selama berikhtiar menjadi penulis.

Orang-orang mengatakan itu pengalaman. Yang memberi nasihat berarti pernah dalam situasi yang buruk dan memuaskan saat membuat tulisan-tulisan. Ia tidak ingin peristiwa yang dialami dan hal-hal yang dimengerti terbiarkan tanpa menjadi “pelajaran” bersama. Maka, para penulis besar atau terkenal lazim berbagi nasihat-nasihat yang berpengaruh.

Haruki Murakami (2007) yang memiliki pengalaman membuat tulisan dan menikmati musik bernasihat: “Hal paling mendasar dalam fiksi maupun dalam musik adalah irama. Kau mesti memiliki gaya menulis yang apik, terasa alamiah, serta irama tulisan yang mantap, kalau tidak begitu, maka tak akan ada yang mau membaca tulisanmu.”

Kita digoda memikirkan “irama kata”. Tulisan seperti musik. Irama dipentingkan, yang membuat penulis jangan gegabah mencantumkan kata-kata. Haruki Murakami menyodorkan persoalan besar: “irama tulisan”. Yang sedang berkemauan membuat tulisan boleh bingung jika tidak atau belum memiliki pendalaman musik.

Jazz, selera yang membentuk Haruki Murakami. Biografinya memuat persekongkolan sastra dan jazz. Pengakuan: “Aku mempelajari pentingnya irama tulisan lewat musik, utamanya musik jazz.” Kita yang berbeda selera musik bisa membuat keselarasan, tidak perlu memaksa harus mengikuti selera Haruki Murakami.

Ia pun menjelaskan: “Selanjutnya, melodi: caranya menyelaraskan untai kata dengan irama.” Jadi, orang-orang yang membuat tulisan bila mengikuti nasihat Haruki Murakmi bakal mencipta keindahan, kemerduan, dan keanggunan.

(Haruki Murakami, 2020, Seni Menulis, Circa)

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<