“Sayang, saya tidak memiliki buku Bung Hatta yang diiklankan oleh majalah Poedjangga Baroe itu sehingga saya tidak dapat mengutip di sini beberapa pendapat Bung Hatta mengenai depresi 1930-an.”
(P Swantoro, Dari Buku ke Buku: Sambung Menyambung Menjadi Satu, 2002)
KURUNGBUKA.com – Kecewa dan penyesalan, yang terungkapkan saat diri terus menua. Keinginan mendapatkan buku lawas mungkin makin mengecil, berhitung hari dan berharap kabar. Buku dari masa 1930-an sebenarnya belum terlalu tua jika kita mendaftar koleksi buku P Swantoro. Ada yang berusia di atas seabad. Ia bergairah dan tabah mengoleksi buku-buku tua, mempelajarinya demi mengerti sejarah.
Pada suatu hari, ia membaca majalah Poedjangga Baroe edisi Februari 1935. Yang diperhatikan adalah iklan buku Mohammad Hatta: pemimpin gerakan politik dan intelektual menekuni ekonomi. Iklan terpikirkan tapi buku gagal diperoleh. Buku yang dicari berjudul Krisis Ekonomi dan Kapitalisme. Uniknya, buku terbit saat kondisi ekonomi di tanah jajahan belum pulih dari dampak-dampak depresi global. Buku ingin menerangkan, menjadi pedoman bagi para pembacanya mengerti zaman.
Swantoro menginginkan buku Hatta, bukan untuk pamer sebagai kolektor. Yang dipentingkan adalah mengutip pendapat atau penjelasan Hatta tentang depresi besar masa 1930-an. Swantoro tidak mau membuat tulisan yang meragukan atau lemah. Kutipan-kutipan dibutuhkan dalam menjelaskan sejarah.
Selama puluhan tahun, ia tidak mendapat buku Hatta di perpustakaan atau pasar buku bekas. Nasib yang belum beruntung. Buku yang diterbitkan masa 1930-an itu mungkin jumlahnya terbatas. Pada akhirnya, yang menyimpan dan memiliki cuma sedikit, belum pasti diketahui nama dan alamatnya. Kita yakin saja buku masih ada di dunia meski Swantoro terpaksa kecewa.
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<