Diego adalah pemilik pondok di tengah hutan. Ia punya macam-macam tanaman, dan Diego paling suka dengan Bankia Australia. Tanamannya pendek dan daunnya lebat. Ia punya semacam buah berwarna kuning keemasan. Konon buah itu dapat memberikan keberuntungan.
Sudah sekian lama Diego merawat tumbuhan itu, tetapi tak ada yang berubah. Diego belum punya banyak intan dan berlian, emas juga uang. Diego berharap ia punya rumah yang lebih baik.
Pagi hari Diego menyirami si Bankia Australia dengan air dan memberinya pupuk.
“Oh, Bankia Australia, berilah aku keberuntungan,” ucapnya sambil mengetuk pelan buah kedua belas dari Bankia Australia. Kemudian buahnya membuka dan isinya… kosong.
“Hah, tak apalah, mungkin suatu hari nanti aku dapat keberuntungan yang lebih baik,” ucapnya dengan nada sedih. Ia pun melangkah ke dapur dan membuat nasi dan lauk-pauknya.
“Oh iya, aku lupa, nasinya ‘kan habis. Ya sudah, aku mau memanen ubi manis saja, mungkin nikmat apabila disantap dengan sayuran kering dan balado ikan bandeng.” Diego berdiri dari tempat duduknya.
Ia memanen ubi lalu mengukusnya. Diego makan malam sendiri karena ia hanya tinggal sendirian di pondok yang sunyi dan sepi di tengah hutan.
Esoknya, Diego memacu kudanya ke dalam hutan untuk memburu kelinci atau burung dara, serta mencari buah pinus untuk hiasan rumah. Setelah mendapat hasil buruan, ia segera memakannya sambil merenungi Bankia Australia. “Apa karena aku belum melakukan magic word as Bankia Australia?” Mungkin itulah sebabnya Bankia Australia tidak juga mau memunculkan keberuntungannya.
Ia punya buku Baneria, peninggalan nenek buyutnya. Ia membaca mantra rahasia dari buku itu. “Oh tidak, lagi-lagi kosong,” desah Diego. Ia akhirnya memilih menghias rumah daripada mengurusi Bankia Australia itu.
Malam tiba dengan cepat, tetapi Diego belum tidur. Ia mengamati si Bankia Australia dengan cermat. Tiba-tiba… cling, Bankia memancarkan sinar dan Diego menutupi matanya karena silau. Setelah cahaya itu menghilang, Diego berlari keluar dan melihat isi buah Bankia Australia yang ternyata hanya sebutir tomat.
Tomat itu berwarna biru. Saat Diego akan memungutnya, tomat itu berubah menjadi peri. Peri itu bernama Shira yang terbuang dari Fairy Land. Ia dituduh melukai Putri Fairy Moon, tetapi sebenarnya yang melukai Putri adalah penyihir Barose yang ingin menjadi tabib istana.
Shira membutuhkan Bankia Australia untuk menyembuhkan Putri Fairy Moon. Diego akhirnya memberikan Bankia Australia kepada Shira dan segera mengantarnya kembali ke Fairy Land.
Tabib istana meracik Bankia Australia itu untuk dijadikan ramuan dan memberikannya kepada Putri Fairy Moon. Setelah Putri Fairy Moon sembuh, kesalahan Shira dihapus. Lalu Shira bercerita bahwa Penyihir Barose-lah yang melukai Putri karena ia tak diangkat menjadi tabib istana. Maka, penyihir Barose dijebloskan ke penjara.
Bagaimana dengan Diego? Ia mendapat emas dan berlian yang melimpah dari Raja. Ternyata Bankia Australia memang memberikan keberuntungan.[]