MANTING
anak-anak mengenal air mata
seperti selembar daun singkong
yang kuning mengkuyu, lunglai
disapu angin.
kami mengenal daun singkong
seperti hijau cinta tumbuh
di bukit gersang tempat
kami menuai sepi.
sedang sungai tetap mengalir
namun rindu semakin kering.
*
KEBUN KAPAS DAN KOPI
kebun kapas dan kopi terhampar
seluas kerajaan angan Van Den Bosch.
berkisah tentang nasib anak lelaki
yang terpaksa menggali kuburan
ibunya sendiri.
tanpa permisi, tanpa restu yang pasti.
ia gali dengan tangan dan kaki kiri,
ia mencari tanah gembur untuk
mengubur kasih cinta sejati.
dan ia selalu berharap bangkai mayat
ibunya dapat menjadi pupuk
untuk kebun kapas dan kopi,
supaya siksa segera berhenti.
*
EPITAF SOEPRATMAN
kubawakan bunga-bunga wangi
kenanga, mawar sahaja,
orkestra ombak dan kicau camar
yang saling menyebut namamu.
lalu kau berkata di antara sepi
yang sangsi :
“aku ingin bola matamu berkisah
masa jaya berjuang
di hari depan setelah do-re-mi-fa
yang kau potong urat nadinya.”
sedang aku tak punya mata yang
bisa bicara,
kerna kata-kata di mataku telah
lepas dari cerita masa kecilku.
*
PERTANYAAN REMBULAN YANG
TAK BISA KUJAWAB MALAM INI
rembulan berkaca di keruh sendu
air kali.
ia bertanya padaku penuh
keragu-raguan,
“siapakah wajah duka yang melihat
getir mimpi di jalanan dalam sayu
matamu?”
terngiang, tiba-tiba;
gudang mesiu, senapan menodong
ke arah pelipis mata baranya
yang kobar semerah derita kaum
buruh yang tak tahu apa-apa.