SEORANG TAMPAN YANG MENCOBA MENULIS PUISI CINTA PERTAMANYA DI TUBUH PEREMPUAN YANG IA CINTAI SEUMUR HIDUP NAMUN MOHON MAAF, YA

seingatku, kau pernah menulis puisi cinta dengan pap foto diri dan lima ekor puisi yang disukai
seorang bapak-bapak berjidad lapangan bola dan kebetulan redaktur koran lokal yang setiap hari menulis laporan tentang foto peyair yang ia loloskan, aku memencet tombol hati
ketika itu, sebetulnya memang karena kau pap foto saja, lima ekor puisimu tidak jelas.

kau mengucapkan terima kasih ketika itu kepada siapa saja yang mengucapkan selamat,
berkomentar, dan memberikan tanda suka.
seingatku, di antara seratus orang itu, aku yang paling tampan

tapi tampan saja tidak cukup
apalagi yang jelek
wkwk

dengan bantuan tenaga orang yang menembak satelit di atas langit sana, kata
assalamualaikum sampai ke kotak pesanmu, dan kau membalasnya tiga jam kemudian

seingatku, kau sedang mandi, mandi kata-kata, katamu, sebab, itulah pertama kalinya setelah
limabelas kali mencoba, puisi-puisimu menembus media cetak yang sebetulnya tidak lebih
keren dari apa yang ada di dalam buku-buku

seingatku, kau juga yang bilang, sebetulnya semua ilmu tidak ada di buku-buku, pengalaman
adalah guru, dan apa saja yang ada di film serta drama korea, tidak ada di cina

ok, sebentar ya, katamu
tapi ada seruan untuk menuntut ilmu hingga ke negeri cina, kataku
iya, sebentar ya, katamu

lalu waktu jatuh satu-satu

sembari menunggumu, seingatku, aku merebus kentang dan telur di waktu yang sama, bukan
telurku, bukan pula kentangku, kentang yang sebetulnya adalah sebenarnya kentang, kentang
banget kan?

aku ingat kawanku pernah bilang bahwa merebus telur hingga matang seluruhnya termasuk
cangkang, butuh waktu hingga duabelas menit lebih, dan aku masih menunggumu

sebentar ternyata tidak sebentar, kataku

pesanku kau jawab limabelas tahun kemudian dengan mengirimkan gambar seorang bayi
seperti puisi, kau meminta maaf di waktu yang sangat tidak tepat

sebab, seingatku hari itu belum lebaran

aku sebenarnya sudah menghapusmu dari whatsApp meski setiap waktu berharap,
lelaki brengsek yang kau nikahi cuma karena puisi itu, meninggalkan dunia ini

tetapi aduh, aku harus bilang apa ini
pap fotomu selalu ada di setiap buku
yang kubaca dan pelajari
demi sebutir puisi

2020

***

SESEORANG YANG MENULIS SURAT CINTA DI HARI PERNIKAHAN MANTAN PACARNYA

dimakan waktu, doa-doa
tumpul melulu
ada puluhan juta doa terbang
setiap hari, dan semua doaku dan doamu
tidak mendapat tempat

kita malah dihadiahi tunggu

bayangkan, kau menikah dengannya
dan tidak bisa tidak, katamu
aku harus datang

bersama doa dan pakaian paling oke
aku datang di pukul tiga
kamu duduk dengannya
sesekali rambutmu jatuh
sesekali tangannya menyentuh

bersama doa, aku nekat juga
menyalami kalian berdua

di rumah, sebelum datang ke sini
aku sudah menulis surat cinta
untuk mencoret Tuhan dari bumi

tapi tidak bisa tidak
aku berdoa juga
setiap hari

sungguh, aku takut
dimakan doa-doaku sendiri

kamu bagaimana?
bahagia?

Juni, 2020

***

BUAT APA

kau bertanya untung-rugi saat aku mulai berani bertukar kontak
hanya untuk sekadar, hai dan maaf
maaf telah memasukkanmu ke dalam
list panjang doa-doa

besok lebaran dan mayat-mayat sedang
beli baju di luar

abang-abang masjid sudah tertidur
dan dengkurnya seperti laju motor orang kota

aku tidak lagi membalas pesanmu
dan meminta maaf pada diriku sendiri

maaf, gabut dan kurang kerjaan
sebetulnya bedanya apa?

tiga orang mati hari ini
setelah 900 orang kemarin terinfeksi
kawanku di instagram, menikah
dan tidak banyak yang datang
baju pernikahannya padu padan dengan
kulit putihnya, senyumnya yang indah
membuatku ingin berkelahi dengan suaminya

tetapi tetap kuucap selamat menikah
dan beberapa menit setelahnya ia ucapkan terima kasih

aku tidak berani lagi bilang kepadamu bahwa,
sebetulnya aku tidak punya pekerjaan tetap sekarang, tapi ya bodoamat, apa artinya aku bila
dibandingkan dengan ombak laut yang bisa saja melumatmu?

burung yang sedang iseng buang tai lalu kena kepala orang, orangnya itu aku!

tikus yang mandi di dalam kolong tinja dan mendapati bahwa tinja seperti keju asamnya, kau tau itu siapa?

buat apa aku bertanya ke dalam puisi
toh, puisi kan gini-gini saja bisanya

Padang, 24 Mei 2020

***

JOGET TERAKHIR

Aku ingin joget-joget di kamarmu
dengan dangdut dulu-dulu, yang
mendiamkan bekas tangan di wajah,
lalu rebah dalam sajadah.
aku ingin minum kopi di kamarmu
melihatmu berganti baju, menulis
puisi, atau hal buruk lainnya, meminta
polsel pintar bekerja, merekam semua.
Saat baju dan celana meninggalkan
kita, kita pintal doa, kita susun harap.
Seluruh laki-laki sudah mati, seluruh
perempuan sudah mati.

Tapi kamarmu gelap, tidak ada listrik
tidak ada kamu.

Aku joget-joget di kamarku.
Buku-buku dan wajahmu yang di dinding
sepertinya sakit perut, aku seduh kopi
sendiri. Rupanya sama, kamarku gelap
tidak ada listrik, tidak ada kamu.

Aku rasa, cinta memang kalah oleh gelap.
Dan puisi, dan puisi, dan puisi, dan puisi
tak bisa selesaikan ini.

Aku tidak jadi joget-joget.
Aku malu.

2019

***

UPAYA MENJANGKAU BOLA MATAMU

Lewat sependek usia kata-kata ini,
Aku ingin selamanya
Tercebur dan tenggelam di dalam
Kedipanmu

Mari aku ceritakan sebentar,
“di luar matamu, orang-orang
beradu pintar, bertengkar dengan
apa yang lalu, bergunjing dengan
apa yang datang…”
Tidakkah seram, apa yang di luar
Matamu?

Biarlah
Aku meninggal di dasar matamu.
Mauku, selamanya.
Mati bersama matamu.
Mati dalam kedipanmu.

Hingga badan hanya disebut badan
Hingga ruh hanya disebut ruh
Tidak ada yang kuasa!

Aduh, kurang unyu apalagi
Aku?

03 Juni 2020

***

AKU KANGEN SAMA KAMU

aku kangen sama kamu pukul 07.00 pagi
dan aku harus berangkat kerja
paket internetku habis saat
aku mencari, kekeyi itu siapa,
makanya, kutulis puisi ini
buat kamu, biar kamu ingat
bahwa aku sudah kangen
dan akan terus kangen

dua orang temanku menelpon
pacarnya di jendela, dan isi kantor
pecah satu-satu, aku masih kangen
sama kamu, dan masih belum
punya paket internet

makanya, kuusahakan keren puisi ini
nanti kukirim ke koran, atau paling
tidak ke media daring, atau semati-matinya
kuterbitkan ulang di instagram
dengan menandai puluhan penyair
keren, serta orang-orang yang rela
menjadikan buku sebagai feed

tapi puisi ini sebenarnya kerennya
hanya pada bait terakhir

aku kangen sama kamu pukul 07.00 pagi
dan aku harus berangkat kerja
aku sangat yakin, kamu sudah tau
untuk siapa aku bekerja

06 Juni, 2020

*) Image by istockphoto.com