KURUNGBUKA.com – (09/06/2024) Para pembaca kadang mengakui bahwa teks-teks sastra yang dinikmatinya berpengaruh dalam renungan dan sikap dalam hidup. Artinya, sastra sebagai sumber pencerahan atau mengandung jawaban dari beragam masalah dalam hidup.

Jadi, membaca buku-buku sastra memiliki “keseriusan” meski tidak melarang adanya keinginan mendapat hiburan dan kesenangan. Yang bersama sastra belum tentu berhasil menjawab soal-soal hidupnya. Namun, kesungguhan dalam menikmati sastra bakal membuatnya memiliki pengertian-pengertian yang bertambah. Sifatnya bisa pertanyaan atau jawaban.

Sapardi Djoko Damono mengungkapkan: “Sebagian teks sastra memang menyediakan jawaban bagi berbagai persoalan kita.” Ia mengingat masa lalu saat para leluhur membuat dan mewariskan cerita-cerita. Yang menerima dan mempelajarinya mendapat pedoman atau jawaban-jawaban dalam menyikapi hidup.

Kita mengartikan cerita-cerita itu berdasarkan misi mulia. Yang mudah diketahui adalah kandungan nasihat-nasihat. Namun, kita pun memaklumi jika masyarakat mutakhir merasa jenuh dan enggan menikmati cerita-cerita yang lama saat hidupnya makin penuh masalah.

Kita kadang menuntut adanya amanat dan pesan dalam teks sastra. Maksudnya, amanat atau pesan itu harus penting agar membaca sastra bukan peristiwa yang sia-sia. Sapardi Djoko Damono mengingatkan: “maksud utama membaca teks sastra adalah mendapatkan kepuasan yang tidak bisa diberikan oleh sekadar amanat.”

Yang terjadi, para pembaca memang mencari amanat atau berusaha menemukan pesan-pesan. Ia pun ingin kepuasan yang dihimpun dari beragam unsur dalam sastra. Peran pembaca itu berhadapan dengan kesanggupannya menerima yang tersurat dan tersirat. Keberhasilan akan memberi kepuasan. Gagal agak menimbulkan sesal.

(Sapardi Djoko Damono, 2014, Bilang Begini, Maksudnya Begitu, Gramedia Pustaka Utama)

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<