KURUNGBUKA.com – (24/05/2024) Tahun kelahiran ikut menentukan identitas dan kepekaan estetika para pengarang. Maka, ingatan tahun kelahiran dan nama pengarang selalu mengikutkan peristiwa sejarah atau penemuan-penemuan penting di dunia. Yang membaca novel mengetahui perang, pesawat terbang, telepon, dan lain-lain.

Semua yang hadir dalam cerita kadang meriwayatkan masa saat pengarang lahir dan pertumbuh. Di situ, ada gumpalan ingatan yang dibawa sampai dewasa. Mereka memberi tafsir saat melakukan penceritaan. Tahun-tahun kelahiran tiak hanya catatan dalam administrasi kependudukan.

Haruki Murakami lahir setelah Perang Dunia II. Ia dalam masa kehancuran Jepang. Zaman yang penuh kekerasan. Haruki Murakami mengingat masa-masa bertumbuh: “… pembunuhan yang didorong oleh logika kebangsaan.” Ia merasa ingatan itu memiliki lanjutan: “Bahkan, hingga kini saya amat menyadari bahwa perang bukanlah sesuatu yang amat jauh.

Kini, saat orang-orang yakin bahwa mereka tengah berdiri di atas dataran yang kukuh, mungkin yang mereka dapati hanya dataran yang terdiri atas lumpur lunak.” Masa lalu itulah yang biasa ditulis oleh Haruki Murakami.

Tahun kelahiran dan masa yang suram itu sumber bagi kemauan berbagai cerita kepada sesama di dunia. Haruki Murakami menyatakan: “Saya percaya semesta yang didiami makhluk misterius di ceruk terdasar pikiran kita, yang dengan amat telaten saya hadirkan dalam tiap cerita saya, dengan perlahan dan diam-diam mulai muncul melalui internet dan media sosial.”

Ia yang menceritakan memiliki kekhawatiran dampak-dampak dari perang dan zaman kekerasan masa lalu, yang belum sirna.

(Haruki Murakami, 2020, Seni Menulis, Circa)

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<