image by @_zukkk

Pichola

;Natani

demi biji-bijian
yang diangkut suku gipsi
demi tali yang melintang
sepanjang danau Pichola
demi marmer putih
buah wastu sastra
kelak berdirilah istana untuk
mengenangku kalah taruhan
(terkutuklah anak lelaki
untuk kau, Jawan Singh;
payah susah melanjutkan silsilah)
tapi aku mencintai danau ini
mungkin teramat mencintai
maka ambil semua jerih tungkaiku
serap semua kemarahanku
benam ke dalam perut Pichola
yang paling kelam; paling suram
supaya mahir mereka berkisah
perkara gadis tengah malam
berjudi mengadu nyawa

Udaipur-Jakarta, 2022-2023

***

Telur

biru, biru kehijauan
kami bosan cokelat
juga putih keruh
kenapa tidah merah;
jantung puan kirana

lonjong, kadang bulat
dapatkah kau kotak
segitiga sama sisi
prisma 15 rusuk;
bergeserlah ke samping

bebek, angsa, kalkun
kalau bukan unggas
dosakah kami meminta
kuda, singa, gajah
atau telur kelinci

tapi, oh, telur
manakah kepala, kaki
ekor, juga sayapmu
bila putih kuning
cuma isi cangkangmu

Kuncit, 2023

***

Percakapan

;Timur Mata Angin

I

kita harus begadang
sebab jam hilang
juga rindu, barangkali
kita mungkin memilih diam
menunggu gemuruh reda di dalam
pertaruhan sebelum tiba penyesalan

II

kita harus jual jam
karena kita sedang begadang;
dan tidak bisa bekerja;
kita jual saja semua jam,
mungkin kita bisa beli waktu;
waktu itu kita masih bersama

III

katamu, waktu itu kita masih bersama
ya, sebelum semua jam kita jual
bagaimana dengan saat ini?
saat ini, bukankah kita memilih diam?
kalau jam itu kita beli kembali?
sememangnya ada yang mau menjual jam,
tengah malam begini?
kita…?
kita?

Kuncit, 2023

***

Pedang

Mata ini buta;
elok-eloklah.
Tungkai ini rancap;
sunguh-sunguhlah.
Jalan ini lurus;
tekun-tekunlah.

Jakarta, 2023