Epilog

Sebab mencintaimu
Aku belajar pada rindu;
Bahwa pertemuan tak dapat digadai
Hanya lewat sebuah gawai.
Maka jarak harus diwiru
Agar gemetar hati dapat melunasi
Bermacam sunyi yang menjelma belati.

2023, Sumenep-Yogyakarta

***

Seperti Syahrir

Aku tak ingin mati
Sebelum jumpa
Banda Neira.

Ke sana
Aku akan membawamu
Melihat laut biru
Yang sebenarnya
Terbuat dari luas hatimu.

Jika dahulu,
Syahrir mendengarkan musik klasik
Dari Mozart dan Hayden,
Maka aku hanya ingin mendengar suaramu
Membacakan seluruh sajak-sajakku.

Ingin aku duduk bersamamu
Membiarkan sepasang kaki
Dijilat ombak dengan tenang
Hingga mengelupas segala cemas
Hingga redam segala rindu-dendam.

Mungkin yang berbeda
Waktu itu,
Syahrir diasingkan Belanda
Ke Banda Neira
Tanpa Duchateu menggandengnya.

Aku tak ingin mati
Sebelum jumpa
Banda Neira
Membawa cintaku
Dan berenang, sesekali.

2023, Yogyakarta

***

Lempuyangan

Di stasiun ini,
Kereta membawamu pergi
Menjauh dariku dini hari
Dan dingin mulai mendekat.

Sedang  gerbong hatiku
Tak sanggup mengangkut rindu
Yang adalah sejumlah bayanganmu.

Kini, tinggal jejak sunyi dalam diriku
Setelah ciumanmu meleleh keruh
Di rel waktu yang berdebu.

Di stasiun ini,
Kulihat kedipan matamu
Membekaskan kenangan
;pada lampu ingatanku.

 2023, Yogyakarta

***

Relief Kenangan

i/
Dari runtuhan waktu,
Kupahat sejumlah bayanganmu
Agar tercipta relief kenangan
Dan tersusun jejak kebahagiaan juga kesedihan.

ii/
Dalam diriku yang kaku,
Kubiarkan rindu erat-mengikat kepergianmu.
Dan bahasa akan jadi suaka
Ketika harapan menjelma nganga luka.

iii/
Aku tahu, nama lain dari masa lalu adalah kenangan
Sedangkan nama lain dari masa depan adalah kecemasan
Seperti bayanganmu yang mengetam dalam purba kesunyianku
Adalah dendam yang terpendam dalam cinta kita yang kehilangan restu.

2023, Yogyakarta

***

Elegi Waktu

Bukankah waktu adalah lingkaran,
Yang di dalamnya; kau dan aku
Diancam jadi masa lalu
Dicemaskan masa depan.
Karena sejumlah harapan
Mengintai seperti kematian
Meski belum kutahu kapan
–Kau dan aku dipisahkan
Kau dan aku memakai kafan
Dimakamkan dalam kesunyian–
Dan ditanggung masing-masing.

2023, Sumenep

*) Image by istockphoto.com

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia dan membagikan berita-berita yang menarik lainnya. >>> KLIK DI SINI <<<