KURUNGBUKA.com, SERANG – Berdasarkan Keputusan Menteri Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Nomor 344/2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Anugerah ASN Tahun 2021, untuk tahun ini Anugerah Aparatur Sipil Negara (ASN) kembali dilangsungkan.

Anugerah ini merupakan momen terbaik bagi para ASN untuk menunjukkan keteladanan dan kinerja mereka selama ini. Adapun untuk tahun ini, Anugerah ASN 2021 dibagi menjadi empat kategori di antaranya Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) Madya Teladan, PPT Pratama Teladan, ASN Inspiratif, dan The Future Leader.

Pada ajang ini, hal yang paling membanggakan tidak lain adalah pendiri Komunitas Motor Literasi (Moli) yang biasa dipanggil El Presidente oleh para anggotanya, Firman Hadiansyah, masuk dalam 25 ASN Inspiratif tahun 2021. Menurut Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) ini, awalnya ia ragu untuk mengikuti ajang Anugerah ASN 2021 karena berbagai hal.

“Saya tahu ajang ‘Anugerah ASN’ ini sejak tiga tahun lalu. Beberapa kawan terus mendorong agar mendaftarkan diri, namun keraguan terus melanda. Terus terang, saya agak terinterupsi dengan definisi ‘inspiratif’ ini. Apa parameternya? Bagaimana saya menginspirasi orang lain dalam konteks ASN? Alih-alih menginspirasi, jangan-jangan saya adalah bagian sisi gelap ASN yang dipersepsikan negatif oleh publik. Jujur, hal itu yang sejak awal saya gelisahkan,” tuturnya, Sabtu, (13/11/21).

Menurut Firman, Menurut Indeks Persepsi Masyarakat terhadap ASN, 50,5% mendapatkan berita negatif yang didominasi oleh urusan korupsi/pungli 38%. Selain itu ASN di mata pelajar dan mahasiswa sudah bukan lagi pekerjaan yang menarik. Mereka mengungkapkan beberapa alasan seperti lingkungan kerja yang tidak menarik, kurangnya pengembangan diri, gaji yang kurang menarik, dan bahkan ada yang menganggap ASN memiliki citra yang buruk.

“Indeks persepsi itu tentu tidak perlu dibantah. Bahkan harus menjadi evaluasi bagi ASN dan pemerintah. JIka di tubuh ASN itu dipersepsikan korup, tentu harus ada ASN yang mewarnainya. Jika di masa depan anak-anak muda tidak mau menjadi ASN, lantas siapa yang kelak akan melayani kebutuhan publik?” ujarnya.

Dari refleksi kritis itulah menurutnya ia berusaha untuk memahami mengapa “Anugerah ASN” ini dilaksanakan setiap tahun oleh Menpan RB. “Jangan-jangan ini adalah respons dari hasil penelitian itu sehingga ada ikhtiar untuk memunculkan ASN yang memiliki dampak sosial untuk masyarakat, yang dianggap memiliki kinerja baik di hadapan publik,” kata Firman.

Firman menambahkan, jika acuannya adalah soal tinjauan inovatif dan capaian kinerja pada ajang ini, maka ia sangat termotivasi untuk ikut. Sebab, bukan hanya dorongan dari dalam, dorongan dari kolega dan sahabat pun begitu kuat untuk mengikuti ajang ini. Ia dianggap sebagai sosok yang inspiratif karena upaya konkretnya karena selama ini, selain bekerja sebagai ASN di kampus Untirta, ia juga menjadi intelektual yang mengabdi di luar kampus.

“Sebelum menjadi ASN, saya sudah bergabung di Rumah Dunia pada 2003 dan menjadi Presiden Rumah Dunia pada tahun 2005-2010. Selain itu, saya juga termasuk salah satu aktivis literasi yang menginisiasi Forum Taman Bacaan Masyarakat pada tahun 2005 yang memiliki ribuan anggota di Indonesia. Forum ini menjadi wadah bagi para pegiat literasi dan komunitas Taman Bacaan Masyarakat. Pada 2015-2020, saya mendapatkan amanah menjadi Ketua Umum Forum TBM. Pada tahun 2017, saya juga mendirikan Komunitas ‘Motor Literasi’ sebagai jawaban dari problematika sosial anak-anak muda terutama di kota Serang, Banten” jelas Firman.

Pengabdian dari Firman ini akhirnya berbuah manis karena Firman akhirnya diganjar dengan mendapatkan penghargaan “Literacy Promoted 2019” pada perhelatan Indonesia International Book Fair yang diselenggarakan IKAPI. Selebihnya, Firman berharap, apapun hasil akhir yang akan diperolehnya di Anugerah ASN 2021 ini, menjadi patokannya untuk tetap semangat mengabdi untuk bangsa dan negara.(lmr)