KURUNGBUKA.com – Waktu yang dinanti dan waktu yang berlalu. Anak dan remaja memiliki gagasan waktu yang kadang berbeda jauh dari kalangan dewasa. Pengalaman berwaktu mereka belum ditentukan dengan pekerjaan atau tanggungan sosial. Urusan belajar dan bermain ikut menentukan pembagian waktu, yang berpengaruh dalam pemaknaan dan pengabaian waktu.

Yang mengadakan peristiwa-peristiwa setiap hari menginginkan ada hari-hari yang berperistiwa istimewa. Anak-anak sering merasa hari-harinya membosankan. Pada masa bertumbuh, remaja pun bingun dalam “memiliki” dan “membuang” waktu. Yang mereka pikirkan bukan hanya sehari-semalam dalam hitungan 24 jam. Gagasan waktu terbedakan melalui pengalaman mingguan, bulanan, dan tahunan.

Di novel berjudul The Golden Road (2010) gubahan LM Montgomery, kita diajak ikut mengalami dan mengartikan waktu bukan bagi kaum dewasa. Anak dan remaja yang memiliki hari-hari terus berdatangan sadar waktu. Kita mengutip: “Akhirnya, salju turun juga. Aku senang sekali.” Salju itu menandai (pergantian) waktu, yang kita mengerti sebagai tahun baru.

Yang dirasakan: “Kalau tidak, tahun baru akan kelihatan suram dan lusuh seperti tahun yang lama. menyambut tahun baru rasanya sangat penting dan khidmat?” Hari-hari berlalu. Hitungan waktu setahun disahkan dengan perubahan angka atau mengganti kalender. Salju yang turun, waktu yang berlalu untuk mendapat yang “baru” penuh harapan.

Anak dan remaja dalam pembuatan rencana setelah meninggalkan tahun lama. Rencana biasa indah tapi kenyataan bisa tak berpihak. Yang ternyatakan: “Bayangkan, 365 hari yang masih kosong dan belum terisi peristiwa apa pun.” Maka, di permulaan waktu atau tahun baru, seribu rencana dibuat meski yang terwujud hanya selusin.

*) Image by Amazon.com

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya penulis terbaik dari Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<