KURUNGBUKA.com – (31/01/2024) Tempat dan waktu kelahiran yang menentukan “keberuntungan” atau kesaktian saat orang menulis cerita-cerita. Di Indonesia, Mochtar Lubis tak bosan mengisahkan masa revolusi. Ia dilahirkan di tempat dan waktu yang memungkinkan memberi bobot penulisan cerita menggunakan latar revolusi.

Pramoedya Ananta Toer memiliki kesilaman yang menguatkannya dalam pengisahan berlatar masa kolonial dan revolusi. Di pelbagai negara, pengarang-pengarang memperhitungkan tempat dan waktu kelahiran atau menetap, yang akan memberinya referensi-referensi.

“Saya berpikir saya beruntung dilahirkan dalam dekadensi periode kolonialisme,” tulis Nadine Gordimer. Di kesusastraan dunia, namanya terkenal dan tercatat sebagai peraih Nobel Sastra 1991. Ia mengisahkan yang terjadi di Afrika Selatan, menengok negara-negara lain. Yang diperhatikan beragam hal, dari identitas sampai revolusi.

Yang terkenang dan dituliskan: “… memandang gejala menguatnya rasisme di Afrika Selatan dalam bentuk kuatnya penyingkiran populasi kulit hitam sebagai pemenuhan kepuasan separatisme kulit putih dan keserakahan ekonomi.” Yang terjadi, Nadine Gornimer biasa membuat cerita-cerita satir.

Di kesusastraan, Nadine Gordimer mewujudkan keistimewaan sebagai penulis cerita yang berada dalam latar kehidupan yang mendapat perhatian dunia. Yang diungkapkan: “Tanpa menyatakan komitmen politik secara nyata, tulisan saya menjadi sebuah ‘gerakan esensial’ dari seorang penulis terhadap masyarakatnya seperti yang pernah diungkapkan oleh Roland Barthes.”

Ia adalah pengarang taraf dunia, yang ikut ditentukan tempat dan waktu dalam kelahiran dan kemauan hidup di negara mengalami gejolak-gejolak sejarah berpengaruh di dunia. Masa lalu yang referensi kesusastraan.

(Nadine Gordimer, 2004, Writing & Being, Jalasutra)

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<