Agama, Tuhan
baru kuselesaikan puisinya
di sana,
ia gantung dan tempel
tuhan para agama
aku tak habis pikir
kenapa di kepalanya
ada begitu banyak tuhan
banyak kitab
seseorang datang
menyembah pada puisinya
lalu haturkan doa
entah pada agama tuhan yang mana
ia tujukan doanya
sedang aku sedang asyik menerka
biar nanti-nanti saja
memilihnya
ini masih musim politik
kuikuti dulu jalan para pejabat
bukankah mereka juga sering
menomorduakan tuhan
(Baubau, 2023)
***
Uang (2)
: buat para koruptor
aku telah masuk separuh
di kantong para koruptor
para pencuri sopan dan bersekolah tinggi
dan bansos siap dibagikan
aku siap dipakai untuk membangun rumahnya
untuk bayar sekolah anaknya
untuk isi perut keluarganya
buat bayar para pelacur
yang berkali dan berganti dirasa
(Baubau, 2022)
***
Tanak Embun
berapa lama lagi kau tanak embun
di punggungmu?
kurasa mulai renta
sedang aku, sedang tak baik-baik saja
pada tiap panggilan pagi
yang masih merah
hingga bening
kubuka lemari secepat angin
mengambil kata dan maki
kusampaikan pada buku puisi
tak seleluasa kemarin
sebab tahun baru telah menahun
kesadaran selalu terlambat
diikuti sesal
aku masih ingat
embun yang kau tanak
tidak lagi di punggung
berpindah di mata rapuh
lalu aku kembali mengatur rencana
mengobati perasaan-perasaan
yang seharusnya tidak jejak
(Baubau, 2023)
Image by istockphoto.com
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia dan membagikan berita-berita yang menarik lainnya. >>> KLIK DI SINI <<<