KURUNGBUKA.com, SERANG — Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) melalui lini penerbitan kampus Untirta Press resmi meluncurkan platform digital upress.untirta.ac.id dan 100 buku digital yang dilangsungkan daring (Zoom) pada Selasa (12/10/2021).
Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor Untirta, Fatah Sulaiman, Wakil Rektor 4 Untirta, Aceng Hasani, Juru Bicara Presiden RI, Dr. Fadjroel Rachman, Duta Baca Indonesia, Gol A Gong, Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreativitas Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jazziray Hartoyo, Ketua Umum Ikapi, Arys Hilman Nugraha serta 312 peserta Zoom.
Tujuan dari diluncurkannya platform digital Untirta Press ini salah satunya supaya mahasiswa dan dosen Untirta serta kalangan umum mudah mengakses buku digital/e-book. Hal ini juga selaras dengan prinsip Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang sistem perbukuan, yakni dengan menyediakan buku bermutu, murah dan merata.
Menurut Fatah, ia sangat mengapresiasi tim Untirta Press dan tim Pusdainfo Untirta karena bisa mewujudkan platform digital ini. Menurutnya, dengan adanya terobosan dari Untirta Press ini merupakan bukti adanya kerja sama peran seluruh sivitas akademika Untirta.
“Kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur Untirta yang kini berusia 40 tahun dan dalam rangka membangun kreativitas di masa pandemi karena di masa pandemi ini platform digital menjadi solusi yang sangat penting,” katanya semringah.
Guna menyukseskan platform ini, Fatah menambahkan perlu adanya pola termapil, kritis dan santun, serta peran aktif kolaboratif dan tidak berjalan sendiri-sendiri.
“Untirta punya komitmen kuat menghadapi perubahan masif teknologi sehingga budaya literasi bisa dipertahankan dan dikembangkan di era digital ini,” tuturnya.
Fatah menuturkan, bentuk dari komitmen itu tidak lain adalah dengan diluncurkannya 100 buku digital yang sudah bisa diakses. Tidak cukup sampai di situ saja, Rektor Untirta ini pun berencana mewajibkan kepada 700 PNS yang ada di Untirta untuk menerbitkan minimalnya satu buku dalam satu tahun. Jadi jika dikalkulasi, maka bakal ada 800 buku di tahun berikutnya dan akan bertambah seterusnya.
“Mohon doa dan dukungannya sehingga budaya menulis yang sudah dilakukan oleh Syekh Nawawi Al-Bantani bisa kita teladani. Mudah-mudahan saja menjadi catatan amal baik seperti yang sudah dilakukan oleh para pendahulu kita sekaligus karena ini perintah agama yakni membaca,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Untirta Press, Firman Hadiansyah mengungkapkan, apa yang dilakukan oleh Untirta Press salah satunya adalah dalam rangka merespons di era digital. Respons itu terwujud dalam platform digital Untirta Press yang diharapkan bisa memberikan manfaat kepada sivitas akademika untirta dan khlayakan umum.
“Atas nama Untirta Press, kita terus mencoba melakukan yang terbaik untuk bangsa ini, wabilkhusus bagi Untirta. Semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan kita bersama,” tuturnya yakin.(lmr)