KURUNGBUKA.com – (04/07/2024) Orang-orang yang getol membaca buku memiliki beragam daftar pemikiran dan catatan yang dikemukanan dengan kehormatannya. Yang terjadi, ikhtiar menjadi pembaca bermutu menuntut pemahaman atas peran pengarang dan bacaan yang telah beredar.
Maka, orang yang menempatkan dirinya sebagai pembaca bukan sekadar “penerima”. Ia justru menjadi “juru bicara” atas kehormatan pengarang dan martabat tulisan, yang dibuktikan dengan pujian atau kecaman berargumentasi. Pembaca yang tidak takut lelah. Pembaca yang mengaku bertanggung jawab.
Kita mendingan mengikuti penjelasan Susan Sontag: “Salah satu peran pengarang yang paling kuno ialah menyeru komunitas agar bertanggung jawab atas kemunafikan dan iktikad buruknya….” Ia mengembalikan kita ke masyarakat kuno, yang memiliki “pencerita”. Pada masa yang berbeda, “pencerita” itu menyeru dengan tulisan, yang berbeda dari kelisanan silam. Namun, tanggung jawab yang dimiliki ada kesinambungan.
Artinya, pengarang yang memberikan tulisan-tulisan dirumitkan oleh kebenaran, kehalusan, keindahan, kesopanan, dan lain-lain. Yang terjadi, para pengarang modern berusaha melepaskan diri dari batasan-batasan yang terwariskan dari masa lalu.
Kita sebagai pembaca mengamati pengarang melalui penjelasan Susan Sontag: “Pengarang-pengarang modern dapat dikenali dari ikhtiar mereka melenyapkan diri dari keinginan mereka untuk tidak berguna secara moral bagi masyarakat.” Tatanan hidup yang berubah, pengarang bertaruh peran untuk sampai kepada para pembacanya.
Jadi, Susan Sontag menganggap para pengarang modern “menampilkan diri bukan sebagai kritikus sosial tapi sebagai peramal, petualang spiritual, dan paria sosial.” Yang membaca tulisan-tulisan mereka perlahan “mengerti” posisi pengarang dan pembaca.
(Susan Sontag, 2022, Di Bawah Tanda Saturnus, Basabasi)
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<