KURUNGBUKA.com – (25/06/2024) Predikat seseorang bisa ganda. Ia muka-mula pembaca lalu menjadi penulis. Sebaliknya, ia adalah penulis yang membaca. Peran itu bisa tumpang tindih. Namun, orang yang mengerti batas dan pamrih akan mengetahui saatnya menjadi penulis dan kenikmatannya menjadi pembaca.
Kita yang tidak memiliki derajat tinggi sebagai penulis atau pembaca lumrah dibingungkan jika mengetahui penulis yang membaca atau pembaca yang menulis. Sosok yang berperan ganda itu sakti, sosok yang memikul banyak beban tapi mendapat berkah yang berlimpahan jika “berhasil”.
Kita masih ingin mengerti siapa yang menjadi pembaca atau penulis. Jerome Stern membantu memberi penjelasan: “Beberapa penulis membaca dengan hati-hati, cemas akan kewalahan oleh kefasihan orang lain dan kehilangan kepercayaan kepada kekuatan mereka sendiri.” Ada risiko yang kadang tidak tertanggungkan.
Penulis yang membaca bisa mendapat “kutukan”. Selanjutnya: “Yang lain membaca dengan dengan kejam, mencari kelemahan yang mengkhianati kekurangan teks dan pembacanya.” Kita membayangkan pembaca yang tidak main-main, pembaca yang tidak ecek-ecek.
Apakah menjadi penulis pun (makin) menengangkan? Kita bisa menunda jawaban. Simak pernyataan Jerome Stern mengenai penulis yang membaca: “… membiarkan dirimu memasuki dunia fiksi, terjebak dalam kehidupan para tokoh, menderita bersama mereka, dan berbagi emosi dan petualangan dengan mereka.”
Penulis mulai berpikiran keikhlasan, ketulusan, keberanian, dan keterbukaan dalam membaca cerita-cerita yang digubah orang lain. Kita masih memilih peran itu satu-satu dulu atau tidak sekaligus. Yang berharap menjadi pembaca saja kadang mengandung sulit dilematis.
(Jerome Stern, 2022, Making Shapely Fiction, Diva Press)
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<