KURUNGBUKA.com – (15/06/2024) Yang mengutungkan dan merugikan: berita. Pada suatu masa, orang-orang mengalami hidupnya dengan datang dan beredarnya berita-berita melalui koran, radio, dan televisi. Bagi yang membaca koran, tulisan-tulisan di kertas itu mengesahkan dunia adalah berita dan berita.
Yang memberikan telinga dan mata perlahan mengetahui berita-berita selalu ada, tidak habis-habisnya setiap hari. Melimpahnya berita tidak memastikan pentingnya melebihi yang lain-lain. Orang-orang pun menginginkan yang bukan berita. Mereka bisa menyebutnya cerita.
Pada kuasa berita, Walter Benjamin menerangkan: “Setiap pagi, kita dijejali hal-hal baru atas segala yang terjadi di lingkaran kehidupan di muka bumi. Dan meski demikian, kita tetap miskin akan cerita-cerita penting yang tak ikut tersampaikan. Ini terjadi sebab informasi tentang peristiwa yang datang pada kita tak ada lagi yang tak dibumbui oleh berbagai macam keterangan.”
Kita tidak bermaksud terlalu serius membedakan berita dan cerita. Yang terpikirkan adalah pilihan menghadapi tulisan yang berupa cerita. Pembaca menikmati cerita pendek atau novel, yang tidak menuntutnya dalam kesungguhan informasi.
Ada yang mengikat dan memikat seseorang terhadap tulisan berupa cerita. Kita menumpang dalam uraian yang diberikan Walter Benjamin: “Ini membebaskan pembaca untuk mempersiapkan diri melakukan interpretasi atas hal-hal yang ia pahami, dengan demikian objek yang diceritakan pun mencapai ‘getaran narasi’ yang meluas, yang tak ada di dalam informasi.”
Kita mengaku tidak sepenuhnya paham dan ketegangan kehadiran berita dan cerita. Namun, kita kadang menginginkan cerita. Tulus di hadapan cerita yang berwujud tulisan.
(Walter Benjamin, 2024, Sang Pencerita, Moooi)
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<