Ujian Akhir Semester telah kulalui. Sebelum pulang kampung, aku duduk  memandang pohon Cemara di teras kampus UIN SMH Banten. Siang itu badanku berkeringat karena teriknya matahari kurasakan gerah sekali. Sembari menunggu azan zuhur aku membuka ponselku lalu searching di google “Wisata terbaru di Pandeglang,” aku langsung mengkliknya. Tetiba muncul destinasi wisata Kampung Korea. Kuteruskan membaca artikel yang dibuat oleh Liputan 6 dengan judul Kampung Korea di Pandeglang Pecinta Drakor Cukup Bayar 5 ribu hingga tamat.

Aku makin penasaran saja dengan destinasi baru itu. Berwisata sudah menjadi hal yang wajib kujalani setiap minggunya karena kebutuhan konten youtube di channel-ku. Kuajak kawanku Taufik Rohmatul Insan karena dialah sahabat sekaligus kameramen setia di setiap konten yang kubuat. Kata Taufik, saya tahu jalan ke sana. Tempatnya di bawah kaki Gunung Karang di desa Kadu Engang Kecamatan Cadasari.

Kami menyegerakan ke sana dengan perbekalan seadanya. Saya sibuk memikirkan script untuk membuat konten, Taufik sibuk dengan mempersiapkan kameranya.

Kami berdua berangkat ditemani Motor Astrea Prima 1980. Kuberi nama si Ucup. Ohya perjalanan dari Kota Serang ke Kampung Korea memakan waktu sekitar 1 jam setengah dengan jarak tempuh 26 kilometer. Motor saya tidak boros bahan bakar, ke sana cuma menghabiskan uang sekitar Rp20.000 untuk membeli bensin pertalite.

”Di kaki Gunung Karang memang banyak tempat wisata. Bukan cuma wisata alam tapi ada juga ada wisata religi,” ucap Taufik saat memboncengku.

Sebelum menuju Kampung Korea kita disuguhi pemandangan alam rindangnya pohon pinus, Kampung Domba, Petilasan Ulama dan Lembur Kula yang letaknya berada di bawah destitasi yang hendak kami tuju.

Kuhirup udara di bawah puncak Gunung Karang segar kurasakan. Suhu di sini mencapai 10 derajat celcius karena hujan, hingga menggigilkan tubuhku. Untungnya aku menggenakan jaket dan baju dobel. Tak lupa aku meneguk bandrek yang kubawa di tumbler milikku, rasanya menghangatkan tubuh… uh, nikmatnya.

Kutaruh motor di halaman parkir tepat di bawah tempat destinasi. Spot Foto Ala Korea mulai terlihat, kami berjalan dari areal parkir menuju lokasi sekitar 10 meter. Kampung Korea yang baru saja didirikan pada bulan desember 2020 sekarang viral banyak pengunjung berwisata di sini. Entah karena banyak yang nonton drakor atau apa? Yang penting perkontenanku tetap jalan!

Tadi biaya parkir 5 ribu, biaya tiket masuk 5 ribu dengan fasilitas spot foto, tempat duduk dan lainnya. Juga tersedia sarana ibadah di sini, hanya saja belum ada tempat menginap.

Ketika aku sedang berswafoto, tiba-tiba aku ditawari oleh pelayan tiket untuk menyewa hanbok. Hanbok adalah pakaian tradisional masyarakat Korea, yang bentuknya seperti gamis atau baju silat.

Saya menanyakan pada Ibu Annah pengelola di Kampung Korea, “Dahulunya tempat seluas 500 meter ini adalah tempat untuk berkebun. Ceritanya adik saya sama istrinya senang nonton drakor. Muncul inspirasi, kenapa tidak membangun tempat wisata ala drakor.”

Hingga akhirnya hayalan itu mereka realisasikan, mulai dari penataan desain letak tempat, spot foto dan materi. Hingga kini tempat tersebut ramai dikunjungi oleh para traveler baik dalam Banten, pun luar Banten. Sampe-sampe warga Korea pernah berwisata ke sini. Sayangnya Bu Annah lupa nama orang Koreanya.

“Ke depan kami akan menyediakan kedai makanan dan minuman khas Korea. Dan juga tempat wisata edukasi seperti kursus Bahasa Korea dan lainnya. Itu masih dalam mimpi dan hayalan kami,” pungkasnya.

Pukul 17.00 kami selesai berwisata dan membuat konten di Kampung Korea. Tempat seperti ini memang seharusnya ada di Kota Pandeglang. Karena pemerintahnya punya tagline “Pandeglang Kota Wisata” tunggu apalagi yuk berwisata ke Kampung Korea.