KURUNGBUKA.com – (16/06/2024) Di Indonesia, ratusan novel bertaraf dunia telah diterjemahkan dan mendapat banyak pembaca. Pengetahuan tentang sastra terus bertambah, yang berasal dari Prancis, Jerman, Inggris, Amerika Serikat, Jepang, Spanyol, Portugal, India, Jepang, Maroko, Nigeria, dan lain-lain.
Para pembaca mulai menentukan selera untuk novel-novel dunia yang berdatangan. Nama-nama besar dan terkenal mudah diingat dan diucapkan saat berbincang dengan teman-teman. Pengetahuan dan pengalaman membacanya yang membuatnya terhormat dan mengukuhkan kiblat sastra.
Di Perancis, ada pengarang kondang tapi para pembaca di Indonesia belum mengakrabinya. Belum ada terjemahan bukunya yang istimewa. Kita memilih “menumpang” dengan hasil pembacaan Walter Benjamin: “…. hasil dari sebuah sintensis yang tak bisa direkonstruksi; di dalamnya, pengaruh kental mistis, seni seorang prosais, gairan seorang satiris, pengetahuan seorang terpelajar, dan kecanggungan seorang monomania bersatu padu.”
Ia sedang memberi pujian atas 13 jilid A la Rechenche de Temps perdu gubahan Marcel Proust. Kita membayangkan itu novel agung, megah, rumit, dan “sempurna”. Kita yang belum membaca hanya membuat pembayangan yang terbatas.
Walter Benjamin melanjutkan: “Semua aspek yang ada di dalamnya sungguh melampaui norma. Dan strukturnya, fiksi, memoar, dan komentar berpadu menjadi satu, sementara susunan sintaksisnya berupa kalimat-kalimat panjang yang seolah tak bertepi.”
Pujian yang diberikan tak pernah berhenti. Kita membayangkan Walter Benjamin membaca 13 jilid, khatam dan membuat catatan-catatan. Pembaca yang berani lelah, “tersesat”, dan dikutuk ketakjuban-ketakjuban. Kita saja terlalu susah mengandaikan menjadi pembaca seperti Walter Benjamin.
(Walter Benjamin, 2024, Sang Pencerita, Moooi)
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<