KURUNGBUKA.com – (28/05/2024) Pada zaman mutakhir, hubungan anak dan remaja dengan buku (cetak) makin renggang. Pengecualian tentu buku-buku pelajaran. Kita mengamatai tangan-tangan merela tidak lagi akrab dengan buku-buku cerita. Di hadapannya, ada cerita-cerita yang mengasyikkan asal jari bergerak di layar yang bercahaya.
Mereka mengikuti ingin dan ketagihan, yang menimbulkan akibat-akibat melampaui dari dugaan kita yang pernah bermasa lalu dengan buku-buku cetak, yang berhitung waktu dengan cerita diperantarai bahasa-bahasa (tertulis dan lisan). Zaman yang berubah mengikutkan bahasa yang tak lagi harus “menetap” dalam bacaan.
Yang disampaikan Mary Leonhardt masih berdasarkan masa lalu: “Kalau tidak banyak membaca, anak akan meneladani bahasa lisan, bukan bahasa tertulis. Ini berarti struktur kalimat mereka longgar dan bertela-tele…” Kita mengingat lagi sumber-sumber belajar bahasa.
Anak dan remaja pernah dikhawatirkan dapat pengaruh (buruk) dari bahasa-bahasa yang digunakan di televisi. Khawatir yang merujuk kemunculan bahasa-bahasa lisan lanjutan, dianggap menggoda bagi anak dan remaja. Masa lalu yang menjadikan peristiwa membaca dan menekuni bahasa-bahasa tertulis itu “melelahkan”.
Akibat jarang membaca bagai anak dan remaja: bermasalah dalam bahasa. Tulisannya akan berantakan. Pengamatan yang dilakukan Mary Leonhardt: “Kosakata mereka belum sempurna. Mereka sering menulis tanpa keterlibatan emosional seolah-olah mereka menguraikan kejadian yang mereka tonton.”
Kita mengandaikan pengamatan itu ditambah dengan situasi sekarang. Anak dan remaja yang masih bisa membuat tulisan makin “dikacaukan” dengan bahasa-bahasa lisan yang berhamburan dalam tontonan-tontonan di gawai. Bahasa bertambah masalah dan “salah”.
(Mary Leonhardt, 2001, 99 Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis, Kaifa)
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<