SERANG, KURUNGBUKA.com – Meski dunia masih dibayang-bayangi wabah pandemi, semangat belajar peserta Kelas Menulis Novel Best Seller bersama Gol A Gong yang dilakukan lewat online atau aplikasi Whatsapp tak pernah surut. Belasan peserta dari berbagai daerah antusias mengikuti kelas ini yang dimulai sejak awal September lalu.

Pertemuan kelas berlangsung seminggu dua kali, selama tiga minggu lamanya. Gol A Gong yang merupakan pengarang novel best seller Balada Si Roy memberikan materi novel dengan jenaka dan menjawab semua pertanyaan dari peserta.

Pertemuan kedua yang berlangsung Minggu, (6/9/2020) malam di antaranya membahas tentang perbedaan gaya penulisan showing dan telling.

Salah satu peserta, Bakti Khairunnisa Pratiwi (39) menanyakan hal tersebut. “Saya ingin tahu contoh dalam bentuk tulisannya. Perbedaan antara showing dengan telling, Mas Gong,” kata Bakti yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan editor freelance.

Showing itu maksudnya seolah-olah pembaca berada di dalam setting-kah?” tanya Devi Dyah Lestari yang tinggal di Panama City, Amerika Tengah.

Gong lantas menjelaskan bahwa pada gaya penulisan telling, penulis pemula sering memaparkan, memberi tahu, dan pembaca hanya membaca.

“Jadi tidak ada interaksi antara pembaca dengan tulisan kita. Tidak ada ikatan. Tidak ada ruang berimajinasi. Sehingga, pada akhirnya tidak ada chemistry terjalin dan pembaca tidak dapat masuk atau meresapi apa yang mereka baca. Akibatnya, bisa saja pembaca merasa bosan, tidak tertarik, bahkan tidak ingin melanjutkan membaca,” tambah Gong.

Sebaliknya, lanjut Gong, showing berarti si penulis melibatkan pembaca. Penulis menunjukkan dengan cara yang luwes sehingga pembaca dapat ikut membayangkan atau merasakan apa yang dialami tokoh dalam cerita kita.

“Dengan begitu, akan terjalin ikatan dan pembaca pun dapat meresapi apa yang mereka baca. Teknik ini bagus untuk membuat agar pembaca terus melanjutkan membaca,” jelasnya.

Gong juga menjelaskan bahwa ciri-ciri showing di antaranya, mengungkapkan perasaan, penjelasan, detail, cenderung menjelaskan dengan baik, umumnya berpusat pada manusia serta memberikan kesan mendalam.

“Secara sederhana, bisa dibilang teknik showing adalah bagaimana sebuah tulisan ingin menunjukkan (showing) suatu hal tanpa perlu menyebutkan (telling) hal tersebut,” tuturnya.

Mila Nur Husnul Hotimah, mahasiswi asal Ciekek, Pandeglang, saat ditanya soal pertemuan kelas menulis kedua ini mengaku lebih banyak ilmu lain yang didapat.

“Saya jadi tahu kalau menulis novel itu bagusnya showing bukan telling. Agar pembaca ikut andil dan benar-benar merasa terhanyut ke dalam cerita tersebut,” kata Mila yang sebelumnya sudah pernah ikut kelas Cerpen Dinamis bersama Gol A Gong.

Fakhriyane Bella Dina, peserta dari Bandung, saat ditanya soal kesan-kesan mengikuti kelas menulis mengaku sangat terkesan.

“Bagaimana Pak Gong menyampaikan materi secara singkat namun lugas disertai contoh dilanjut mengerjakan latihan. Tertantang untuk mengikuti setiap latihan yang diberi itu, sehingga jadi mudah mengerti. Ketimbang hanya sekadar teori,” terangnya.

Bella mengaku mengapa dirinya mengikuti kelas ini karena ia sering merasa kehabisan napas, tenaga, dan harapan dalam menyelesaikan karya.

“Karena itu saya butuh wadah untuk mendorong saya menuju impian. Melalui mentor, melalui teman-teman satu kelas yang nyatanya semangat dan ide-idenya sungguh brilian. Saya jadi tercerahkan dan punya motivasi lebih,” jelasnya.

Bella juga berharap ingin tetap menjaga semangat menulis meski nanti kelas telah selesai dan mulai bangkit menyusun tulisan dari materi yang sudah diberikan mentor.

“Dan juga agar ilmunya berkah, Pak Gong pun dapat amal jariyah yang akan terus mengalir. Satu lagi, ingin menulis bukan hanya menulis, tetapi menyiarkan kebaikan dengan cara yang smooth dan elegan melalui tulisan saya,” pungkas Bella. (Way/red)