KURUNGBUKA.com, SERANG – Pada peluncuran platform digital dan 100 buku digital Untirta Press yang dilaksanakan daring, Selasa (12/10/2021), Juru Bicara Presiden RI, Fadjroel Rachman, yang menjadi salah satu pemateri sempat bercerita bagaiamana ia bergumul dengan buku. Bang Fadjroel yang menjadi sapaan akrabnya mengaku masih bernostalgia dengan buku konvensional atau buku fisik di tengah gempuran dunia digital seperti saat ini.

Lebih lanjut Fadjroel menjelaskan, buku adalah anak ruhani penulisnya atau anak ruhani umat manusia. Maka dengan adanya peluncuran platform buku digital Untirta Press ini berati memadukan semua anak ruhani pengarangnya lalu disatukan menjadi anak-anak ruhani umat manusia.

Fadjroel mengatakan, meski ia adalah penikmat buku konvensnional seperti pada umumnya tetapi dunia internet memang menjadi sebuah keniscayaan. Hal itu bisa dibuktikan dengan adanya data seperti 202,6 juta orang Indonesia mengakses internet secara aktif setiap hari dengan persentase 73,7 persen.

“Selalu ada kepuasan ketika membaca buku fisik, apalagi ketika kita membeli buku baru dan mencium aroma kertasnya itu selalu membuat saya terkesan, tetapi dorongan digital pun begitu kuat seperti yang terjadi dengan Untirta Press ini,” ujarnya.

Menurut Fadjroel, meski digital saat ini terlihat begitu mendominasi tetapi manusialah yang tetap harus menguasainya karena analognya adalah manusia yang memiliki rasa, pikiran, dan emosi. ”Smart digital tidak memiliki emosi, amarah, benci atau gembira, dan itu penting untuk diketahui karena sehebat apapun smart digital di baliknya itu ada makhluk analog yakni manusia. Manusialah yang berada di balik (menguasai-red) smart digital ini,” katanya.

Ia menuturkan, guna mewujudkan manusia yang unggul dalam penggunaan smart digital ini, Pemerintah RI sudah menyiapkan dana Rp330,7 triliun pada tahun 2021. Menurutnya, pendanaan itu lebih dikhususkan memang untuk menampung dan mengembangkan sumber daya manusia agar bisa bersaing di era digital.

“Hadapilah dia (era digital-red) sebagai peluang, bukan sebagai beban. Mari dorong literasi digital lebih baik lagi,” tutupnya.(lmr)