KURUNGBUKA.com – Hari ini, tanggal 22 Desember 2024 diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia. Lahir di Bonubaen, Timor Tengah Utara, 2 Juni 1993, Beatrix Yunarti Manehat adalah perempuan muda independen yang namanya layak kita kenal di hari yang istimewa ini. Perannya dalam memajukan pendidikan anak-anak di wilayah 3T cukup memberi dampak.
Bahkan ia sampai mendirikan Komunitas BYM Foundation untuk memfasilitasi anak-anak berprestasi yang kurang beruntung secara ekonomi untuk membantunya mendapatkan beasiswa. Tanggal 14 Desember kemarin BYM Foundation baru merayakan hari jadinya yang ke-9.
Pada tahun 2012 dia mendapat kesempatan melanjutkan S-1 jurusan akuntansi di Universitas Tribhuwana Tungga Dewi, Malang, Jawa Timur. Dia berhasil menyelesaikan kuliahnya dalam 3,5 tahun. Kemudian dia melanjutkan ke jenjang S-2 di Universitas Brawijaya, Malang.
Kira-kira apa yang melatarbelakangi semua kebaikan-kebaikannya? Mari simak obrolan seru kami dengan perempuan yang ramah senyum ini!
***
- Saya melihat kamu sangat perhatian dengan pendidikan anak-anak di sekitarmu, terlebih bagi mereka yang kurang beruntung dan hidup dalam garis kemiskinan. Saya ingin tahu, bagaimana dan apa yang kamu lihat atau temukan dari anak-anak? Dan apa yang sudah dan ingin kamu lakukan untuk mereka?
Anak-anak bagi saya adalah generasi yang harus dipersiapkan karena mereka harus memiliki hidup dan mereka adalah tulang punggung keberlanjutan. Mempersiapkan anak-anak sejak dini dengan pendidikan akan membantu mereka menentukan arah keputusan-keputusan hidup yang tepat serta berguna bagi dirinya maupun lingkungan.
Melalui pendidikan, minimal mereka bisa memutuskan dengan dasar yang tepat dan bertanggung jawab; makanan apa yang harus mereka pilih untuk makan hari ini, seperti apa mereka harus bersikap pada orang yang lebih dewasa, dengan siapa mereka harus bermain hari ini, hingga aktivitas apa yang harus dibuat pada hari ini. Pendidikan akan membantu mengarahkan mereka untuk sejak dini konsisten memiliki kemampuan mengambil keputusan secara kritis, sesuai dasar pengetahuan yang mereka peroleh minimal dari bahan bacaannya.

- Apa kamu yakin dengan apa yang kamu lakukan untuk anak-anak?
Saya percaya jika ini dilakukan secara konsisten maka anak-anak ini akan mampu menjadi pemimpin yang hebat bagi dirinya dan bangsa dalam skala besar. Dengan demikian, langkah-langkah kecil yang kami (BYM Foundation) lakukan selama 9 tahun ini; seperti memberi mereka akses terhadap bahan bacaan, mengasah kemampuan public speaking, kemampuan membaca dan menulis, mencarikan donatur untuk membiayai sekolah mereka, akses yang terbuka pada informasi beasiswa untuk membangun mimpi besar mereka yang dapat diwujudkan, hingga peduli lingkungan (menanam pohon dan menabung sampah), diharapkan dapat membantu mereka menemukan keputusan-keputusan baik dan beretika untuk keberlanjutan hidupnya dan tentu lingkungannya.
- Saya pernah membaca bahwa kamu sempat menunda kuliah karena terkendala biaya dan merawat bapak yang sedang sakit. Jika melihat perjuanganmu hingga sampai ada di titik saat ini, apa yang mau kamu sampaikan seandainya Beatrix kecil duduk di hadapanmu?
(Saya menulisnya sambal terenyuh, terima kasih, Mas. Ini salah satu pertanyaan yang membuat saya menoleh dan berefleksi)
Saya selalu ingin memeluk Beatrix kecil dan mengatakan kamu hebat. Kamu hebat untuk menjadikan tiap derai air mata itu asupan, kamu hebat karena menjadikan tiap tatap rendah itu amunisi tanpa dendam. Terima kasih sudah memilih tidak menyerah, terima kasih sudah memilih untuk maju. Terima kasih sudah menempatkan Tuhan pada tempat yang tinggi itu. Saya senang, sejak dulu kamu percaya bahwa tiap hal harus didapatkan melalui proses yang membelajarkan. Tidak boleh ada marah yang berlebihan karena tiap proses ada pelajarannya.

Terima kasih untuk memutuskan hal-hal kecil dengan sangat baik. Hal kecil itulah yang kini telah menjadi tangga dan menghantar kita pada titik ini dan tentu akan menjadi kaca baik untuk kita berefleksi. Selamanya akan memegang tanganmu sambil berlari dan berevaluasi. Terima kasih Beatrix kecil, saya sangat mencintaimu. Cintaku padamu tak pernah bisa diungkapkan dengan kata seperti pada makhluk lain karena kamu se-spesial itu, kamu berbeda dan istimewa. Kamu adalah salah satu berkat paling baik yang saya punya dari Tuhan.
- Apakah kamu pernah menuliskan hal ini?
Dalam salah satu bab di buku saya yang berjudul Aku dan Sang Gelap, saya menulis tentang hubungan saya dan diri saya. Dalam bab itu, sejujurnya saya menceritakan dengan sangat emosional hubungan mendalam antar 1 raga 2 jiwa itu. Saya sangat mengapresiasi diri sendiri yang saya yakini tidak pernah meninggalkan saya dalam segala situasi. Yang ada di sana saat paling terpuruk, yang memeluk di saat paling terhina dan jatuh, serta ia pula adalah jiwa yang sama yang kembali dengan tulus menyoraki di saat berhasil.
Saya merasa diri saya adalah teman terbaik yang saya punya. Saya sangat percaya bahwa untuk bertahan sampai saat ini, karena saya percaya pada diri saya dan memberinya ruang untuk berpendapat dalam tentangnya. Walaupun terkesan aneh tapi saya sangat sangat mengandalkan kepercayaan ini dalam tiap langkah yang saya ambil.
- Bagaimana kamu melihat pendidikan di Indonesia? Saya bertanya ini karena sepertinya pendidikan salah satu hal yang membuat matamu menyala setiap kali membicarakannya.
Indonesia (khusunya daerah 3T) masih sangat membutuhkan pendidikan. Mereka butuh bahan bacaan, mereka butuh literasi, mereka butuh akses informasi yang terbuka lebar, mereka butuh kesempatan, mereka butuh paparan pengetahuan, mereka butuh ruang untuk berekspresi dengan leluasa dan itu adalah nadi pendidikan. Daerah 3T merupakan alasan mengapa pendidikan itu harus mengalir hingga nadi tiap insan yang dilabeli tertinggal. Melalui pendidikan, anak di daerah 3T bisa memberitahu kepada orang-orang bahwa ia bisa membuat aliran listrik di jalan rumahnya yang gelap selama puluhan tahun silam, dengan pendidikan.

Saya ingin anak daerah 3T bisa menyelamatkan keluarganya yang masih menangis akibat tak bisa mengais beras. Dengan pendidikan, anak-anak bisa menemukan pola pikir yang setara dengan tindakannya untuk minimal menyelamatkan diri sendiri, orang tuanya, temannya hingga lingkungannya. Saya sangat percaya bahwa satu buah pikiran yang lahir dari orang terdidik mampu menyelesaikan ribuan masalah yang katanya tidak dapat diselesaikan selama ini. Saya selalu percaya bahwa ujung pendidikan itu tidak berhenti pada kata-kata atau naskah belaka tetapi pendidikan itu ujungnya ada pada tindakan yang berdampak sebagai buah dari pemikiran yang bertanggung jawab.
Pendidikan itu seharusnya melahirkan dampak. Pendidikan itu berarti tindakan yang menyelamatkan minimal satu orang. Pendidikan itu penuntun, pendidikan itu pembuka gerbang kegelapan dan di saat yang sama pendidikan itu merupakan puncak etika yang memanusiakan manusia dan menyelamatkan bumi sebagai rumah. Dan dalam tiap masa, Indonesia sebagai negara harus menjadikan pendidikan sebagai ujung tombak agar bisa konsisten mempertahankan kemerdekaan.
- Kamu sangat mencintai lingkungan. Kesadaranmu terhadap kelangsungan bumi, menggerakanmu untuk mengajak orang-orang menanam pohon. Dari langkah yang kamu ambil ini, apa sebetulnya yang ingin kamu capai dan sampaikan ke banyak orang?
Sejujurunya saya masih perlu banyak belajar dan sangat mengapresiasi tiap orang dan tiap gerakan kecil nan hebat yang telah menjaga bumi. Secara khusus saya mau mengucapkan terima kasih saya pada Women’s Earth Alliance (Salah satu organisasi yang saya ikuti) yang telah membawa saya pada aktivitas baik ini. Lalu tentang mengapa saya berusaha terlibat dalam isu ini adalah sesederhana kita membayangkan bahwa saat ini rumah kita dalam keadaan kotor dan panas tanpa bantuan AC, tanpa bantuan kipas, tanpa air bersih.
Di saat yang sama bayangkan pula bahwa saat ini kita tidur di atas kotoran yang busuk? Kita tidur di atas sampah plastik atau di atas makanan busuk yang sudah ditampung selama seminggu? Apakah kita akan nyaman untuk tetap tinggal dan terdiam? Perasaan itulah yang saat ini dialami bumi sebagai rumah kita. Bumi telah memberi sangat banyak bagi kita terutama kenyamanan untuk hidup. Kenyamanan untuk menghirup udara segar yang tidak bisa kita beli dengan uang? Lalu mengapa kita setega itu? Mengapa kita harus menyakitinya?

Kita perlu mengambil minimal satu tindakan kecil untuk memperbaiki dosa ekologis kita bersama, untuk mengobati luka yang kita timbulkan bagi bumi. Minimal dengan menanam pohon, memilah sampah kita, membawa sampah pada tempat yang tepat hingga mengurangi plastik sekali pakai. Saya menyadari ini tidak semudah yang dibicarakan, karena ini mengubah perilaku kita atau kebiasaan kita namun tak ada pilihan lain kita perlu perlahan membangun kebiasaan ini jika ingin hidup nyaman (saya pun masih belajar untuk ini). Dengan peduli pada bumi, secara tidak langsung kita sedang menjaga keberlanjutan hidup kita.
- Seandainya tanaman atau pohon bisa berbicara kepada manusia, kamu ingin mengatakan apa kepada mereka?
Saya selalu ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada pohon-pohon. Terlalu banyak alasan mengapa kita harus mengucapkan terima kasih. Pohon itu penyokong sistem makanan alam dan manusia. Pohon berperan penting dalam meredam gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama pemanasan global serta perubahan iklim. Pohon berfungsi menyimpan karbon yang menjadi sumber utama penyebab pemanasan global. Pohon itu penjaga kualitas udara, Pohon berfungsi meregulasi siklus air, kualitas dan kuantitas air turut menjadi fungsi pohon. Pohon memiliki skill menurunkan suhu udara dan masih banyak lagi.
Dengan berbagai fungsi hebat ini maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berterima kasih pada pohon dan membuat ia tumbuh subur tanpa henti. Penanaman pohon perlu dilakukan konsisten dan tanpa henti di berbagai waktu dan tempat. Tidak boleh ada penebangan liar hingga pembakaran lahan yang tak bertanggung jawab. Bahkan Ada pepatah bijak mengatakan; jika kamu merasa pohon sebagai penentu kualitas air dan udara tak penting bagi hidupmu, maka coba satu menit saja jangan pakai udara bersih untuk bernapas, cobalah bernapas dengan uangmu, apa kamu masih bisa bertahan?
- Ini yang mungkin belum banyak orang tahu, kamu juga seorang penulis. Sudah ada beberapa karya yang lahir. Apa motivasimu menulis? Apa yang kamu dapatkan dari aktivitas atau profesi itu?
Menurut saya menulis itu merupakan proses menemukan diri. Dengan menulis, kita bebas mendesain model kehidupan yang kita inginkan. Dengan menulis kita bebas mengekspresikan secara bertanggung jawab apa yang sejujurnya kita mau. Puji Tuhan, sejauh ini saya memiliki 4 karya fiksi (3 novel dan 1 kumpulan cerpen) serta 2 karya ilmiah (1 buku monograf dan 1 buku referensi).

Dengan menulis saya merasa menjadi sangat kaya akan informasi. Meluangkan waktu untuk membaca dan menulis adalah aktivitas yang paling saya sukai karena saya merasa saat menulis saya menemukan banyak hal, dengan menulis saya mendesain apa yang saya sukai dan di saat yang sama berefleksi untuk berbenah.
- Banyak pembaca kami yang masih muda, dan mungkin bingung menentukan atau menemukan passion-nya. Saran apa yang mau kamu berikan untuk mereka? Apalagi untuk mereka yang gampang minder di depan orang. Bagi tipsnya, Kak!
Menurut saya, setiap orang harus mengenali dirinya. Caranya sederhana yaitu, melakukan Analisis SWOT: Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Ini yang selalu saya lakukan dalam berbagai hal dan kondisi. Menurut saya ini sangat membantu. Dengan memahami apa kekuatan kita apa maka kita harus lebih banyak melibatkan diri untuk membuat kekuatan kita menjadi value. Misalkan kalau kita mengidentifikasi dan menemukan bahwa kita suka berbicara di depan umum maka coba gabung ke komunitas public speaking, mulai biasakan untuk mengasah kekuatan tersebut. Dengan mengenali diri melalui analisis SWOT, saya percaya, kita akan mampu menghadapi berbagai hal yang terjadi.
Dengan analisis SWOT kita akan tahu, value apa yang kita miliki dan kita berharga karena value tersebut. Dengan mengetahui nilai diri, maka yakinlah tidak ada alasan bagi kita untuk minder berlebihan. Maka kenali dirimu, kenali nilaimu. Karena saya percaya, value (diri nilai) dan kualitas diri seseorang tidak bisa digantikan dengan apapun seumur hidup. Selanjutnya setelah tahu value diri, harus siap bertempur dalam proses. Tidak ada satu hal pun di dunia ini yang menurut saya datang dengan instans. Setialah pada proses, proses itu yang membentuk siapa kita, dan proses itu mematangkan nilai diri. Lalu, selanjutnya harus banget percaya pada dirimu sendiri dan yang paling penting di atas segalanya andalkan Tuhan. Biarkan Tuhan membawamu ke mana pun yang Tuhan mau.
- Bayangkan ada sebuah cermin di hadapanmu. Di dalam sana, muncul wajah-wajah orang yang kamu kasihi dan sayangi. Namun di luar kendalimu, satu per satu wajah mereka memudar dan lenyap tanpa kamu sempat berbicara banyak hal. Apa yang akan kamu lakukan? Bagaimana kamu memaknai kehilangan?
Secara khusus saya mau mengungkapkan makna kehilangan ini untuk bapak saya. Lelaki terhebat yang saya punya dan selamanya tak akan terganti, pahlawan dan role model saya. Tanggal 08 Agustus 2019 bapak saya meninggal. Sampai saat ini, itu adalah kehilangan yang tidak akan sembuh. Saya menyadari pula bahwa kehilangan bapak adalah rasa sakit yang tak akan sembuh selamanya. Selalu ada ruang kosong di hati hingga hari ini. Bapak saya sangat hebat, saya mengaguminya karena kesederhanaannya, karena tanggung jawabnya, karena cintanya, karena ketulusannya. Sejujurnya, dulu saat pertama kali bapak meninggal, saya menyesal karena belum banyak yang bisa saya beri padanya padahal sudah terlalu banyak bahkan segalanya beliau berikan untuk saya.
Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa apa pun yang saya lakukan dan jika itu baik maka akan membuat senyum di wajahnya yang indah. Itulah pula yang menjadi alasan mengapa saya belajar konsisten berkarya dan berdampak. Sejujurnya saya ingin memberikan itu sebagai hadiah untuk meninggikan nama kedua orangtua saya, Memberitahu kepada dunia bahwa mereka adalah sosok inspiratif: Bapak Simon Manehat (Alm) dan Mama Theresia Manehat. Semua hal kecil yang coba saya buat, merupakan bentuk terima kasih dan apresiasi saya untuk kedua orangtua hebat yang telah membawa saya sampai saat ini, yang telah memberikan teladan serta nilai hidup baik.
Aksi nyata nan berdampak adalah salah satu wujud doa terbaik saya untuk bapak yang telah ada di surga dan sumber bahagia untuk mama yang masih bersama kami mengarungi hidup. Kehilangan itu akhirnya bagi saya adalah pembelajaran, proses menjadi Ikhlas, kehilangan itu wejangan untuk menjadi lebih baik, untuk bertumbuh lebih besar, rendah hati, untuk semakin dekat dengan Tuhan, untuk semakin mencintai keluarga. Proses untuk menjadi lebih peka. Kehilangan itu sejujurnya juga saya maknai sebagai waktu Tuhan menunjukkan betapa Maha Besar Dia.
- Hal apa yang masih ingin kamu raih dalam hidup dan usaha apa yang sedang kamu lakukan untuk mendapatkannya?
Saya berharap saya dan BYM Foundation bisa konsisten untuk melakukan hal-hal kecil yang berdampak di bidang pendidikan, sosial maupun lingkungan khususnya di NTT. Membangun relasi dengan berbagai pihak merupakan aksi yang kami lakukan secara konsisten karena kami menyadari betul bahwa tidak ada aksi berdampak yang dilakukan sendiri, kerja kolaboratif akan menghasilkan dampak yang lebih besar. Saat ini secara spesifik apa yang kami lakukan adalah program Deposito Sampah Non Organik; bekerja sama dengan mahasiswa menabung sampah plastik dengan tujuan agar sampah plastik dibawa ke tempat yang tepat dan mengurangi sampah yang tidak terurus di TPA.
Targetnya di tahun 2024 kita memiliki 2 ton sampah plastik yang dapat didaur ulang. Sejak Juni 2023 hingga saat ini kita baru berhasil mengumpulkan -/+900 kg sampah plastik di Kota Kupang ke bank sampah. Saat ini kita menggencarkan proses sosialisasi dan edukasi pada mahasiswa/I untuk membangun kesadaran terhadap bahaya sampah plastik. Semoga benar terwujud adanya di 2024.

Program ini merupakan kolaborasi dengan Women’s Earth Alliance, komunitas Eco Circular, Bank Sampah Mutiara Timor, dan Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. Selain itu, saya berharap selaku individu saya bisa juga menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi untuk memberikan bukti bagi diri sendiri dan teman-teman di daerah 3T bahwa kita semua punya peluang dan kesempatan yang sama untuk menjadi baik.
- Jika Presiden RI membaca wawancara ini, apa yang ingin kamu sampaikan?
Terima kasih sudah memperhatikan secara khusus daerah 3T, terima kasih sudah memberikan intervensi untuk anggaran pendidikan yang besar. Namun tolong dipastikan agar pendanaan pendidikan khususnya di daerah 3T benar disalurkan tepat sasaran agar mimpi menjadikan daerah 3T keluar dari zona kemiskinan benar terwujud. Selanjutnya, penting untuk mengintervensi anggran dan proses pemberdayaan lingkungan di seluruh Indonesia.
***
Tahun 2018, dilansir dari Kompas.id, Beatrix melebarkan gerakan ke bidang literasi dengan mendirikan rumah baca bagi anak-anak di perbatasan RI-Timor Leste. Rumah baca itu ia dirikan untuk mendorong anak-anak usia dini dan anak-anak usia sekolah agar terampil membaca, menulis, dan berhitung. Ia menyasar terutama anak-anak dari keluarga miskin atau anak-anak yang orangtuanya menjadi TKI.
Akhir 2020, ia melanjutkan lagi pendirian rumah baca di tiga titik perbatasan RI-Timor Leste, yakni Ponu dan Napan, keduanya di perbatasan Timor Tengah Utara dengan Timor Leste. Kemudian dilanjutkan di Motamasin, Kabupaten Malaka, yang berbatasan langsung dengan Distrik Kovalima, Timor Leste. Taman bacaan terakhir ia hadirkan di Dusun Moataain, Desa Silawan, Kabupaten Belu, perbatasan dengan Batugade, Timor Leste. (dhe)