Dalam ranah dunia kreatif, ide merupakan inti dari segala proses penciptaan. Keseluruhan awal dari karya apapun adalah ide, dalam bentuknya yang abstrak, kemudian diolah dan disiasati melalui kerja proses kreatif. Orang-orang modern berpendapat bahwa ide merupakan gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran manusia saja, namun menurut Plato, seorang filsuf besar Yunani, ide tidak diciptakan oleh manusia. Ide merupakan dunia yang melampaui manusia, maka ide tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada ide.
Lalu dari manakah sebenarnya ide itu datang? Ide bisa datang dari mana saja, asal kita bisa menangkap sinyalnya. Sinyal ide bisa kita tangkap lewat indra yang ada pada tubuh kita, baik itu indra penciuman, perasa, peraba, pendengaran, dan sebagainya. Setiap bunyi yang didengar bisa saja mendatangkan ide. Sekadar contoh, buku puisi Mendengarkan Coldplay karya Mario F Lawi, merupakan karya yang lahir dari keseringan dan kesukaan Mario medengarkan lagu-lagu di album Coldplay. Demikian dengan cara kerja indra yang lain, setiap fenomena yang terjadi, apabila indra kita mampu menyerap dan mengikatnya, maka ide-ide segar dapat ditangkap.
Bila anda pernah menyaksikan seseorang yang sedang berjalan mondar-mandir, sebenarnya apa yang dilakukan orang tersebut tidak sedang mencari ide. Itu hanya salah satu cara mengoneksikan pikirannya dengan memori tersimpan di dalam otaknya dan mengoptimalkan seluruh indra yang ada dalam tubuhnya untuk menemukan ide. Suasana tenang dan pikiran jernih merupakan komponen penting dalam proses penemuan ide brilian. Namun, hal paling penting diingat adalah apabila ide datang kita harus secepatnya mencatat. Sebab ada sebuah ungkapan Verba Volant, Scripta Manen, yang kurang lebih artinya, apa yang diucap akan lenyap, apa yang ditulis akan abadi. Maka itu, cara paling efektif mengikat ide adalah dengan menulisnya.
Ide bisa distimulasi dengan banyak membaca, jalan-jalan, banyak menonton film bagus, mendengarkan musik bagus, dan berdiskusi (brain storming) atau melakukan aktivitas-aktivitas lain yang mampu merangsang kepekaan kita terhadap hal-hal terjadi di luar diri kita. Membaca merupakan aktivitas mutlak yang harus dilakuka penulis. Seorang penulis seharusnya adalah seorang pelahap buku, pembaca yang rakus. Sebab dengan banyak membaca berbagai referensi kita akan mendapatkan pelbagai pengalaman baru, pengetahuan baru yang sangat penting untuk seorang penulis, selain memperluas cakrawala berpikir, membaca juga bisa membantu proses mengoneksi ide.
Berikutnya jalan-jalan, mengapa? Sebab jalan-jalan merupakan aktivitas menyenangkan. Dengan jalan-jalan, seperti ke pantai, berkemah di pegunungan atau di tepi danau, kita bisa menyerap energi alam sekaligus merefleksi diri yang bisa saja dituangkan dalam wujud karya. Bisa juga jalan-jalan ke kota,melihat gedung pencakar langit, mal, kantor-kantor, orang-orang sibuk, dan kemacetan, lalu kita mendapat gagasan baru dari hal tersebut. Jangan lupa juga mampir ke warung-warung, rumah makan, atau kedai kopi, untuk berwisata lidah dan kongkow-kongkow. Intinya, dengan banyak jalan, kita bisa menyegarkan pikiran sekaligus menabung pengalaman yang mungkin suatu saat dibutuhkan untuk keperluan sebuah tulisan.
Begitu juga dengan menonton film bagus. Pertama, kita bisa memeroleh kesenangan. Kedua, kita memeroleh pengalaman tak langsung, misalnya tentang alur ceritanya, settingnya, tokohnya, sinematografinya, musik latarnya, dan unsur dramatis lainnya dalam sebuah film, biasanya mampu menstimulasi datangnya gagasan-gagasan baru yang segar.
Penemuan ide merupakan buah usaha seseorang. Ide yang terkoneksi pada pancaindra kita, atau katakanlah ide yang ditemukan, sekali lagi, sesegera mungkin harus diikat agar tidak menguap. Pengikatan ide paling efektif adalah dengan menuliskannya pada secarik kertas atau menambahkannya ke dalam file baru di komputer anda. Ide yang telah diikat dengan tulisan akan lebih mudah dieksekusi melalui kerja kreatif. Sebuah proses mengolah ide yang bisa sangat panjang dan melelahkan. Proses itu sering disebut dengan proses kreatif, merupakan ikhtiar yang harus ditempuh oleh setiap penulis dalam menghasilkan sebuah karya.