Orkestra Cuaca

Biarlah hujan warna-warni turun
di toko-toko pakaian yang tak gemar pada kata
halilintar sebentar lagi memantulkan gema
ke paha-paha perempuan bernasib buas

Yang berharap singgah di cafe itu,
tanpa gincu dan melelehkan suara-suara,
mungkin saja, karena di balik kaca jendela
truk sampah melintas dan menorehkan luka.

Lalu dengan asing, di balik kegelapan
rambu dan lampu membentuk wajah kekuasaan,
malam seperti bayang-bayang yang tak kembali
meninggalkan ruang dan taman

Setelah siut dingin lewat
bersama tiga detik yang tak yakin
terdengar suara tetabuhan nina bobo
tersesat di lantai bank, untuk sesuatu
yang tak mereka ketahui.

2020

*

Bunyi Jam Dinding

Bernyanyilah dalam mimpi mereka
dengan retakan-retakan yang berhenti
di tengah malam. Tepat, tak bergerak
sebelum seseorang meminta sesuatu

Mungkin bukan sinar bulan
yang mengering hitam
seperti coretan mangsi pada kata,
tapi seekor cecak dengan terpejam
membacanya.

Lamat-lamat terdengar
sepasang jendela berciuman
di antara sebelas jasad yang selama ini
disimpan dalam jutaan rakaat

2020

*

Di Tanah Sirkus

Ketika monyet kecil
mencuri pandang ke batas lain
terlihat sebuah jalan menurun
dan berhenti di depan toko

Untuk berpikir tentang beberapa kata,
tapi, “adakah yang lebih dingin
dari suara pengunjung yang akan datang
ke udara bersama kupu-kupu?”

Beranjaklah dan jangan lepaskan
sayap malaikat, sebelum lapisan mega
dan jejak kabut tergeletak
pura-pura mati.

Orang-orang dengan rambut yang terbakar
masih terasa panas di alinea terakhir
sebelum bencana dan sekian tanda-tanda
mendarat di negeri ini.

2020