image by istockphoto.com
Membaca Gigih
: imas
sedalam lubuk lebih menerka hatimu.
sejauh jarak lebih berkesan pikirmu.
seluka perih lebih getir debarmu.
segaung harap lebih menukik matamu.
segumpal tekad lebih menuju ke riangmu.
kau berteman malam, seluruh letih
dibawa angin dengan doa-doa. tanpa
apakah labuh harap itu tertuju? selain
gigilmu dengan tubuh berdarah-darah,
dengan tubuh gemetar debar.
sedekat jarak lebih lekat uratmu.
selekat cinta lebih tepat hatimu.
selumat tekad lebih gigil tubuhmu.
sejepit pikir lebih menuju takdirmu.
selangkah jarak lebih sabar bersamamu.
kau berselimut kabut, tanpa apapun teman.
bisik jangkrik atau siutan angin penanda
jauhnya diammu menuju malam, menuju
harap, menuju ke segala genap.
Selatpanjang, 2023
***
Memori
tak lekang, bersatu tubuh dan pikir. tiba-tiba
ia mengungkap segala rupa tanpa tanya. di mana
ia berada, di mana bersua antara jarak dan langkah,
antara pandang dan lengah. tak ada.
tak hilang, berpadu pikir dan takdir. menyusun
ungkap dari sekian rintik rumit untuk ditafsirkan.
ia tetap bersarang. kepala sebagai tumpuan,
hari sebagai cerminan. sampai kepada makna
jauh untuk dibebaskan.
Selatpanjang, 2023
***
Prata Cik Lan, Senja
aku mengubur rindu di sini. biarlah lepas rindu itu
bersama asap prata. biarlah meruap rindu ini di kelat
kuahnya. sebab menuju padamu memerluka debar
lain yang tak dapat diucapkan.
senja waktu yang tepat mengubur rindu. hanya di
cik Lan dengan segala apapun pesan. ada runtut
kisah kita pada prata itu, yang sebelum kau kunyah
menyatu debar-debar kita.
Selatpanjang, 2023
***
Simpang Jalan Tebingtinggi
merayap kaki kami ketika lembar pagi tampak.
kapal-kapal menumpahkan harap, lambungnya
begitu penuh dengan apapun pikir kami.
hari begitu jauh bila kami ungkap, namun dengan
keringat dan kaki terbakar, nasib kami taruh
pada apapun isi gerobak.
di bawah gilanya matahari atau tusuk jejarum
hujan, kami hanya menyambung hidup yang
tak seberapa.
selepas itu hanya dahaga yang begitu menggila.
selebihnya remuk-retak tulang ketika senja.
Selatpanjang, 2023
***
Dorak
yang memanggilmu dari jauh adalah angin.
labuh masih jauh untuk tuju. dorak hanya
selimut sepi dahulu. namun tidak, kini gemuruh
ungkap telah beruntun di sana. gemuruh pikir
bertabur debar di sana.
yang menyapamu dari dekat adalah angin.
meski labuh jarak hanya beberapa langkah lagi.
aku tetap menuju, dalam debar lain. harapku
bergumpal tanpa tahu cemas. walau kau tahu
selalu kecemasan begitu lengkap padaku.
Selatpanjang, 2023