Di sebuah kampung, ada seorang anak yang suka menggembala kambing. Dia bernama Cecep. Cecep adalah anak yang berbakti kepada ibunya. Sayang, Cecep tidak punya ayah.

Pagi sekali, Cecep bergegas mandi untuk segera berangkat ke sekolah.

Di sekolah, saat waktu istirahat tiba, Rido dan kawannya yang lain mengajak Cecep ke kantin.

“Duluan aja,” ucap Cecep.

“Ya udah kita duluan ya, Cep,” ucap Rido dan kawan-kawannya. Lalu Cecep pun duduk termenung di bangkunya.

Waktu bel masuk sudah dibunyikan, tetapi Cecep masih termenung di bangkunya. Akhirnya Bu Guru pun menghampiri Cecep. “Cep, kenapa kamu? Sakit?” tanya Bu Guru.

“Nggak papa kok, Bu,” jawab Cecep.

“Owh, ya udah, kamu belajar yang fokus yah,” ucap Bu Guru dengan lembut.

Bel pulang pun berbunyi. Cecep dan kawan-kawannya berpamitan ke Bu Guru.

Sesampainya Cecep di rumah, di meja makan sudah disiapkan makanan oleh ibunya. “Cep, ayo makan dulu masakan Ibu,” ajak ibu Cecep.

“Iya, Bu,” jawab Cecep.

Selesai makan, Cecep ganti baju untuk bermain bersama teman-temannya.

Esoknya, saat Cecep pergi menggembala kambing, ibunya membawakan bekal untuknya. Selama menggembala kambingnya, ia duduk di pohon yang besar sambil memakan masakan ibunya itu. Kemudian ia teringat ayahnya yang sudah meninggal lima tahun yang lalu. Ia teringat ayahnya yang sering memberinya perhatian.

Cecep sampai tertidur pulas di pohon besar. Tanpa sepengetahuannya, kambing-kambingnya terlepas dari ikatan talinya. Begitu Cecep terbangun, kambing-kambingnya sudah tidak ada. Cecep pun cepat-cepat mencari kambing-kambingnya sebelum matahari terbenam . Sambil berjalan, ia termenung, menangis karena kambing-kambingnya tidak dapat ia temukan.

Namun, sesampainya di rumah ia terkejut. Kambing-kambingnya ternyata sudah ada di kandangnya. Lalu ibunya datang, bercerita, “Cep, tadi Ibu melihat kamu tertidur pulas di pohon besar, makanya Ibu bawa pulang kambing-kambingnya.”

“Makasih ya, Bu. Maaf aku nggak bisa jaga kambing-kambingnya.”

“Nggak papa, Cep. Mungkin kamu kecapekan jadi kamu nggak bisa jaga kambingnya,” ucap ibunya.

Malam pun datang. Cecep dan ibunya tertidur pulas dan bermimpi indah.[]