Tahun Baru Segera Tiba
Terlalu banyak air mata
Yang ditumpahkan pagi,
Kupu-kupu bergegas, matahari terburu
Meninggalkan ranjang yang demikian tawar
Tanah merah, nisan yang bisu
Membekukan segala harap
Tahun baru segera tiba
Bukan dengan pesta kembang api atau Suara terompet
Tapi dengan guguran mimpi
Di atas puing-puing masa lalu dengan ceruk luka
Burung-burung telah pulang ke sarang
Menyangga langit penuh peluh
Namun langit telah runtuh di rumah itu
Rumah yang ditakdirkan memeram mimpi
Rumah yang menari dalam api sunyi
Hanya deru kendaraan, asap-asap
Dan gonggongan anjing yang riuh
Mengisi ruang-ruang yang bisu
Helai-helai rambut yang jatuh di lantai
Telah menghitung jarak antara kenangan dan ketiadaan
Aku tertawan dalam sajak asing yang belum
Pernah kutemukan dalam senyummu
Telah ku jaga nyawaku dari musim ke musim
Sambil menerka luas laut masehi yang akan tiba
( Tegaljaya, Oktober 2019 )
*
Kurban di Meja Altar
Aku berjalan
memikul salib,
Tertatih
Di tengah kepulan asap
Mencoba bernapas di tengah laut yang terbelah
Sebuah jalan tetap terbentang
Bahkan bagi kurban yang disembelih
Di meja altar
Darah menetes seperti peluh
Menenggelamkan kisah-kisah lalu
Yang sarat cahaya
Aku warna merah dalam darah
Aku aroma anyir dalam darah
Yang selalu berdetak sekuat jantung
Yang selalu tidur dalam bagan dan
Angka-angka
Aku terjaga bagi pagi
Bernapas bagi buah tubuh
Pemilik cahaya langit
Dari sudut ruang yang temaram
Kupacu diri seperti kuda
Dengan doa-doa
Dengan rindu yang hujan
( Tuka, Oktober 2019 )
*
Memahami Kenyataan
Mungkin dalam dirimu,
Ada diriku yang takut akan kemungkinan- kemungkinan
Dalam matamu, ada wajahku
Yang tak henti bersajak dalam musim-musim yang pedih
Apa yang seharusnya ada tak pernah lahir
Aku membayangkan tubuhmu rubuh
maka diriku dalam dirimu tersuruk
lebih dalam dari liang lahat
lebih lesap dari asap
Agar seluruh ketakutan enyah,
Kuhibur dirimu dalam temaram lilin
Menghidupkan kembali puisi-puisi yang lama mati
Diiris sembilu
Mungkinkah aku dapat meninggalkanmu
Seperti hujan yang tak lagi merindui bumi
Betapa keras kupacu air cinta
Untuk menyuburkan kerontang hati kita
( Tuka, Juni 2019 )