KURUNGBUKA.com – Selain perayaan hari Kemerdekaan Republik Indonesia, pada bulan Agustus pun diperingati sebagai hari Pramuka, tepatnya pada tanggal 14 Agustus kemarin. Mulai dari Mabinas hingga ke tingkat Gugus Depan. Semuanya bersuka cita sebagai insan pemegang teguh Tri Satya dan Dhasa Dharma.
Jika kita tengok pembelajaran di sekolah, ternyata sudah masuk minggu keempat ya teman-teman. Materi pembelajaran di dalam kelas harus diimbangi juga dengan kecakapan kinetik di luar kelas. Hal itu bisa kita temui di Extrakurikuler. Salah satunya adalah Pramuka.
Ternyata insan Pramuka bisa terdistribusi ke lingkup yang lebih spesifik sesuai dengan minat dan bakat mereka. Hal ini jadi salah satu nilai plus dari Pramuka. Dikutip dari web Kwartir Nasional (https://pramuka.or.id/satuan-karya-pramuka) dalam Gerakan Pramuka, Satuan Karya Pramuka (Saka) berkedudukan sebagai organisasi pendukung Gerakan Pramuka yang melekat pada kwartir penyelenggara pembinaan kecakapan hidup dan kompetensi anggota Saka.
Pembinaan kecakapan hidup dan kompetensi anggota Saka ditujukan kepada para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, untuk mengembangkan: (1) Minat dan bakat serta meningkatkan kecakapan hidup dan kompetensi anggota Saka dalam bidang penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta penguasaan keahlian dan keterampilan fungsional yang selaras dengan perkembangan zaman, agar dapat hidup mandiri di masa depan; (2) Jiwa kerelawanan, kewirausahaaan, profesionalisme, etika, dan sikap kerja anggota Saka, agar dapat berperan menjadi warga negara yang aktif, melakukan pengabdian pada masyarakat serta mampu menciptakan lapangan kerja dan melaksanakan kerja profesional berdasarkan keahlian yang dimiliki.
Ada 12 Satuan Karya yang bisa teman-teman pilih sebagai pengembangan kompetensi. Nah kali ini kita akan ngobrol dengan salah satu insan Pramuka yang berhasil meraih goalnya di dalam satuan karya Widya Budaya Bakti yang konsen di bidang kebudayaan, kesenian, dan anak usia dini.
***
- Halo Kak, Namanya masih Buto, kan? Ehehe
Betul, lengkapnya Mulyana Buto, S.Pd. Saya mendapatkan pelajaran teori musik dari jurusan Seni Musik di Untirta Serang. Walaupun belom ditanya nggak apa-apa, saya jelasin duluan. Haha
- Sebagai guru seni yang sudah memiliki freelance musik entertain. Pasti sulit untuk bisa sampai ke titik ini. Nah, kapan kak Buto mulai tertarik dengan seni musik?
Entahlah, tapi secara history. Awal perjalanan itu dimulai dari SD. diajak sama saudara ke studio musik. Setiba di sana saya melihat seperangkat alat band. ada drum, gitar, bass, dan keyboard. Saat saudara saya mulai memainkan alat musik, kok terlihat keren dan memukau. Nah sejak saat itu hadir motivasi ingin bisa memainkan alat musik. Dari situ mulai belajar otodidak hingga SMA. Dari SMA kemampuan saya mulai terasah, kemudian mulai memfokuskan diri untuk bermusik.
- Nah, setelah fokus bermusik. Apakah ada komunitas atau grup band yang pernah kak Buto buat?
Tentu ada, inspirasi ini muncul dari orang luar negeri. ketika melihat musisi jalanannya yang tampil di antara para pejalan kaki dengan alat lengkap. Kemudian dari situ mencoba membuat komunitas, dan mengumpulkan personel yang mumpuni di bidang musik. Dari situ kemudian lahirlah pojok seni pada tahun 2018. Saat itu rekan yang mendampingi saya Nizar, dan Erwan.
- Wow, cukup lama ya. Saat pasca-covid terbentuknya. Nah, sekarang bicara prestasi nih. Selama ini apa prestasi yang pernah kak Buto raih dari bermusik?
Saya meyakini prestasi akan hadir setelah karya dibuat. Saya mencoba membuat lagu sendiri. lagu cinta tapi saya lupa judulnya. Wkwk. Coba membuat lagu motivasi tapi belum banyak pendengarnya. Akhirnya prestasi itu hadir saat saya menciptakan lagu pramuka berjudul Langkah Gagah Pramuka, alhamdulillah lagu ini bisa dikenal oleh seluruh anggota pramuka seIndonesia. Tercipta tahun 2020 dan dibantu repost oleh Kwarnas Pramuka di Instagram. Setelah lagu itu trending. Banyak panggilan untuk mengisi kegiatan Pramuka di berbagai daerah. Bangka Belitung, Cibubur, Kalimantan, Cikujang, beberapa sekolah dan kampus yang ada di Banten.
Dari situ saya coba masuk ke dunia Paskibra. Saya menciptakan lagu Paskibra. Dan booming juga di organisasi tersebut. Dan dipanggil ke beberapa acara di kabupaten dan provinsi untuk mengisi. Dari situ buat single lagi. Saya membuat single dengan judul lentera yang bercerita tentang hidup saya. Hamdalah perlahan lagu ini mulai dikenal oleh banyak orang.
- Waaah, prestasi yang luar biasa ya, kak. Jarang orang yang bisa membuat lagu bertema pramuka dan Paskibra bisa booming. Nah sekarang, untuk membuat lagu Langkah Gagah Pramuka, berapa lama proses yang dibutuhkan agar lirik dan komposisi nada bisa harmonis?
Inspirasi itu kadang datang cepat kadang datang lambat. Gimana mood sih kalo saya mah ya. Prosesnya hanya 1 jam. Wkwk. Lirik udah saya buat sebelumnya, komposisi aman, combain dengan chord. Dan boom, jadi. Dan saat didenger kok seru. Saya publish dan alhamdulillah diterima oleh rekan pramuka. Saat hal ini sampai ke telinga Rektor Untirta. Hamdalah saya mendapatkan apresiasi dari kampus. diberikan uang pembinaan dan sertifikat sebagai mahasiswa berprestasi.
- Waaah gokil nih. Saya lagi ngobrol sama Mapres Untirta dong yak. Wkwk
Begitulah hehe
- Eh, kenapa bisa sepede itu bisa ngambil pilihan ke jalan musik. Karena banyak orang yang mengambil dan bergerak di bidang musik tapi ternyata ga menjanjikan secara finansial. Malah banyak yang jadi karyawan. Kenapa begitu optimis berkarir di musik?
Karena yang saya rasakan musik itu adalah warna di hidup saya. Dan itu adalah hobi saya dari kecil. Dan terus konsisten bermain musik. Dan saya pernah denger bahwa Ketika kita konsisten pasti ada jalan untuk sesuatu hal yang bisa menghasilkan. Nah dari situ saya konsisten main musik, akhirnya saya membuat band wedding, kuliah di musik, ngajar musik, akhrinya saya punya usaha musik juga. Sesuatu hal yang konsisten pasti balik lagi ke kita. Jika kita punya keahlian. Kita tidak perlu mencari uang. Tapi uang yang akan mencari kita. Karena hasil dari konsisten tadi yang butuh kesabaran dan juga optimis pastinya.
- Waah setuju saya. Nah untuk modal usaha wedding band-nya didapat dari mana ni?
Untuk modal itu, dulu saya pernah dipanggil ke beberapa kegiatan pramuka, paskibra dan sesekali manggung. dari situ saya kumpulkan uangnya, tidak untuk foya-foya. Saya fikir untuk membangun masa depan. lalu mencoba membuat usaha dengan circle terdekat di kampus.
Penghasilan studio kalo ramai bisa di angka 6jt-7jt/bulan. Wedding bisa 6jt/sekali manggung. Dikalkulasikan selama 1 bulan ada 4-5 titik. Belum lagi jika penyewaan alat ini sampai 5jt. Nah jumlahin sendiri deh yak kang. wkwk
- Manfaat apa yang kak Buto rasakan saat selalu dekat dengan musik?
Banyak teman, banyak relasi, nama usicita di kenal. Dan banyak belajar juga dari usic. Karena dari setiap genre yang kita bawakan itu memiliki jiwanya masing-masing. Dari situ musik kita aplikasikan juga ke dalam kehidupan sehari-hari. Dan nggak mungkin kan kita galau dengerinnya lagu metal. Dari bangun sampai tidur lagi pasti ada unsur musik yang menemani hidup kita.
- Pesan untuk para teman-teman yang usianya lebih muda?
Tetap jalani hobi kalian tetep cintai hobi kalian dan konsisten kepada apa yang kalian bisa. Karena Ketika kita konsisten pasti ada sesuatu yang besar yang akan menunggu kita. Entah itu kebahagiaan yang kita tidak sangka-sangka ataupun suatu jalan yang besar untuk kedepan nya kita lebih baik lagi.
Oke, terima kasih kak Buto atas waktunya. Semoga hari-harinya menyenangkan bersama keluarga.