KURUNGBUKA.com – Bocah yang lugu kadang membawa takdir yang mengejutkan. Bocah yang tampak biasa dan bersabar dengan hidup berhak mendapat hadiah terindah. Yang kita bicarakan adalah tokoh novel Where the Mountain Meets the Moon (2010) gubahan Grace Lin, yang bernama Minli. Ia mendapatkan banyak dongeng. Ia mengetahui yang indah, agung, mulia, dan megah. Namun, kehidupannya setiap hari adalah kemiskinan dan kekurangan.
Dongeng-dongeng yang membuatnya mengetahui ada perasaan dan pengalaman berbeda dari kenyataan. Dongeng memuat tokoh-tokoh yang biasa mendapat kehormatan. Maka, adanya para raja dalam dongeng mudah dimengerti bocah. Bermimpi bertemu raja bukan larangan. Minli malah bertemu raja, yang membuat dongeng tidak hanya kemustahilan.
Pada suatu hari, ia berhasil bertemu raja yang menyamar. Akibatnya, ia memiliki pengalaman diajak mengunjungi tempat terindah yang biasa dihuni raja. Si bocah yang beruntung telanjur terlena dalam dongeng-dongeng.
Grace Lin mengisahkan: “Raja mengeluarkan piring-piring berisi penganan udang merah, mi dan lauk pauk lezat, kecambah janggut naga, daun bawang sehijau zamrud, dan semangkuk sup tahu giok putih.” Minli dalam ketakjuban yang melebihi menu-menu dalam dongeng. Ia yang ditakdirkan menikmati segala kelezatan.
Yang terpenting adalah penjelasan raja yang meyakinkan: “Tempat ini dahulu bernama Kota Jauh Terpencil. Tetapi, setelah memegang tampuk pemerintahan di sini, kakek buyutku mengubahnya menjadi Kota Terang Bulan. Kebanyakan orang mengira nama yang dipakai karena beliau berjiwa pujangga. Tetapi, lebih dari itu.” Minli perlahan sadar kelezatan dan keberkahan nama.
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya penulis terbaik dari Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<