KURUNGBUKA.com – (18/07/2024) Kita belajar tentang membaca dari para tokoh tenar di dunia. Semula, kita mengenali mereka sebagai pengarang atau filosof. Namun, kita berhak menjadikan mereka panutan dalam kepentingan menjadi pembaca. Yang kita baca adalah buku-buku yang mereka hasilkan, dari masa ke masa.

Mereka itu penulis tapi sejatinya pembaca. Peran mereka sebagai pembaca pastinya “lebih dulu” dan “lebih lama”. Pada saat mereka menjadi pembaca, rumus dan teknik dimiliki berdasarkan pembiasaan atau pengamatan. Mereka sangat terhormat sebagai pembaca, selanjutnya tampil sebagai penulis.

Nasihat dari Umberto Eco: “Tindakan membaca harus memperhitungkan semua elemen walaupun tidak mungkin seorang pembaca dapat menguasai semua elemen. Jadi, setiap tindakan membaca merupakan suatu transaksi kompleks antara kompetensi pembaca dan jenis kompetensi yang dituntut dari teks tertentu supaya dapat dibaca dengan cara yang meningkatkan pemahaman dan kesenangan terhadap teks dan ditunjang dengan konteks.”

Pembaca tidak boleh hanya membaca halaman demi halaman untuk selesai atau tidak selesai. Pembaca bukan pihak yang hanya melintas.

Konon, ada beberapa jenis (sebutan) pembaca dalam menghadapi pelbagai teks. Kita mungkin tidak menyadarinya bila belum memiliki rumusan-rumusan menjadi pembaca. Kita mengikuti lagi penjelasan Umberto Eco: “… membaca dengan banyak cara dan tidak ada hukum yang mengatur harus mengatur cara mereka harus membaca karena mereka sering menggunakan teks sebagai suatu kendaraan untuk minat mereka, yang datang dari luar teks atau teks timbul secara kebetulan.”

Pada akhirnya, menjadi pembaca itu tidak gampang.

(Umberto Eco, 2021, Pengakuan Seorang Novelis Muda, Diomedia)

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<