KURUNGBUKA.com – Saya ingin berbagi sedikit pengalaman dan catatan ringan usai mengunjungi Periplus di Pondok Indah Mall Jakarta kemarin. Tiba-tiba saya dihantui sebuah pertanyaan, mengapa toko kosmetik lebih ramai dibanding toko buku?

Ini sudah umum kita lihat, baik di mal maupun pasar lain. Bahkan di Ciputat, ada toko buku yang tutup permanen entah pindah atau pergi ke mana. Padahal Ciputat pusatnya peradaban, minimal atmosfer ilmiah bagi para mahasiswa urban. Sedih rasanya.

Ada beberapa alasan mengapa toko kosmetik cenderung lebih ramai daripada toko buku. Salah satunya adalah karena minat dan kebutuhan konsumen yang berbeda. Produk kosmetik sering kali dianggap sebagai kebutuhan sehari-hari bagi banyak orang, terutama dalam upaya menjaga penampilan dan merawat kulit. Sebaliknya, minat membaca dan mengoleksi buku mungkin tidak seuniversal seperti minat dalam produk kecantikan.

Di sisi lain, promosi dan pemasaran produk kosmetik cenderung lebih agresif dan seringkali menarik perhatian konsumen dengan tawaran diskon, sampel gratis, atau acara khusus. Sementara, promosi untuk toko buku mungkin kurang intensif atau kurang menarik bagi sebagian orang.

Hal lainnya, toko kosmetik sering kali menawarkan pengalaman belanja yang lebih interaktif, dengan layanan konsultasi kecantikan dan kesempatan untuk mencoba produk secara langsung. Ini bisa menjadi daya tarik tambahan bagi konsumen.

Tapi kalau di toko buku, apakah si penjaga buku bisa menerangkan, “Hi Mbake-Mase, ini buku terbaru dari penulis negeri Konoha, lho, dia sudah dapat penghargaan di Wakanda atas karyanya. Dijamin deh kalau Mbake-Mase baca buku apik ini bakal bisa jago terbang di kegelapan malam.” Agak mustahil kita saksikan penawaran interaktif semacam ini di toko buku, kan?

Terakhir, gaya hidup digital yang mengubah. Dengan semakin berkembangnya teknologi, banyak orang beralih ke media digital seperti e-book atau audiobook. Hal ini bisa membuat penjualan buku fisik menjadi lebih sulit karena banyak orang lebih memilih untuk membaca secara digital.

Sepakat atau tidak, membaca buku fisik memberikan pengalaman sensorik yang tak tergantikan, mulai dari menikmati aroma halaman yang khas hingga merasakan halusnya kertas di ujung jari. Dengan buku fisik, kita merasa lebih terhubung secara emosional dengan cerita, sambil menikmati konsentrasi yang lebih dalam tanpa gangguan dari teknologi.

Selain itu, memiliki koleksi buku fisik di rak buku rumah juga memberikan kepuasan visual dan estetika yang tak ternilai, menciptakan atmosfer yang hangat dan penuh kenangan di dalam rumah.

Pada akhirnya, selamat memilih jalan hidup masing-masing. Berantre di toko kosmetik atau berleha-leha di toko buku.

Jakarta, 17 April 2024

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia dan membagikan berita-berita yang menarik-menarik lainnya. >>> KLIK DI SINI <<<