KURUNGBUKA.com – (28/03/2024) Posisi orang berada di depan mesin tik atau komputer tampak bergengsi. Ia mungkin sedang mengerjakan tulisan yang bakal mengubah dunia atau sekadar mengurangi sedikit masalah. Duduk lama tapi jari-jari itu tidak bergerak. Orang itu malah tampaknya sedang berpikir atau melamun.

Matanya kadang terpejam. Berulang, ia minum atau merokok. Peristiwa yang tidak segera terjadi jika duduknya terlalu lama. Akhirnya, ia meninggalkan mesin tik atau komputer. Akibatnya, tidak ada tulisan. Ia gagal atau batal tapi memiliki alasan.

Natalie Goldberg (1986) mengingatkan: “Jika dirimu memberi pikiranmu terlalu banyak waktu untuk merenungkan sebuah awal ketika dirimu duduk untuk menulis, monyet pikiranmu akan melompat-lompat dari satu topik ke topik lainnya dan akhirnya tak sepatah kata pun tertulis di atas kertas.”

Ia terbiasa menulis dengan pena dan kertas, tidak segera duduk di depan komputer. Yang terpenting diperhatikan: renungan yang lama. Renungan yang justru menggagalkan tulisan. Yang sudah siap dengan tempat dan alat menghasilkan tulisan tidak lagi harus berkepanjangan merenung.

Tangan atau jari-jari mendingan bergerak. Yang ingin mewujudkan tulisan dianjurkan sudah memiliki daftar atau corat-coret membekali tulisan. Sedikit saja sudah bisa membantu menggerakkan pikiran. Pada awalnya, pikiran itu bergerak lambat tapi dimungkinkan lancar dan cepat bila jari-jari itu memilih bergerak ketimbang diam.

Kita mendapat nasihat Natalie Golberg menyatakan: “Biasanya, begitu dirimu mulai menulis, dirimu akan terkejut ke mana pikiranmu membawa topik.” Renungan jangan menghambat dan membatalkan. 

(Natalie Goldberg, 2005, Alirkan Jati Dirimu, Mizan Learning Center)

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<