KURUNGBUKA.com, SERANG – Bank Sampah Digital menyelenggarakan webinar bertajuk Peran Besar Bank Sampah Dalam peta Besar Pengelolaan Sampah di Indonesia dan Strategi Pengelolaan Sampah dan pengelolaan Pangan di Daerah pada Sabtu-Minggu, (27-28/02). Kegiatan ini merupakan rangkaian acara HUT Bank Sampah Digital ke-1.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Iyadullah (CEO Bank sampah digital), M. Bijaksana Junerosano (CEO Waste4Change), Tyasning Permanasari, S. Hut., M.Si (Kasi Daur Ulang Direktorat Pengelolaan Sampah Kementrian LHK), Dr. Ir. Anton Apriyantono (Mantan Menteri Pertanian RI), dan H. Sanuji Pentamarta, S.IP (Wakil Walikota Cilegon).

Bank Sampah Digital (BSD) dalam kurun waktu satu tahun telah memiliki 100 titik Bank Sampah di kawasan Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Cilegon. Dengan total nasabah mencapai lebih dari 1.800 menjadi modal awal gerakan pemilahan sampah dari rumah yang akan berdampak pada penurunan volume sampah di TPA Cilowong. Demikian disampaikan Iyadullah.

Junerosano (Sano) lebih spesifik mengutarakan harus adanya kebijakan ditingkat RT/RW dalam pengelolaan sampah rumah tangga. RT/RW membuat peraturan untuk warga agar mulai memilah sampah dari rumah (organic dan nonorganik).

Tyasning menambahkan Kementian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LKH) mendukung setiap gerakan yang dilakukan oleh siapapun yang mengupayakan pengentasan sampah di daerah masing-masing. Tyas berharap tidak ada lagi sampah yang dibuang lintas daerah atau lintas kota. Daerah harus memastikan betul pengelolaan sampah di daerahnya baik terlebih dahulu jika hendak menerima sampah dari daerah lain.

Webinar yang diselenggarakan melalui platform zoominar tersebut dihadiri total sekitar kurang lebih 150 orang. Sanuji menyatakan Kota Cilegon siap mendukung gerakan Bank sampah Digital dalam mendirikan titik-titik Bank Sampah untuk membantu proses pengurangan dan penanggulangan sampah.

Selain membahas persoalan lingkungan dan sampah, pengelolaan pangan daerah tak luput menjadi pembahasan utama. Anton sebagai putra Banten mengimbau agar masyarakat mulai harus diberikan sosialisasi dan edukasi tentang membuat program lumbung pangan di rumah dan menciptakan ketahanan pangan di rumah.

“Indonesia ini tanahnya subur, bisa ditanami apapun, maka dari itu mari menanam,” ujar mantan Menteri Pertanian RI tersebut. Anton juga menambahkan agar muda mudi mulai harus bangga menjadi petani milenial yang bisa menggabungkan anatara ilmu pengetahuan dengan pengalaman di lapangan/daerah masing-masing sesuai dengan ciri khas dan karakteristiknya.

Iyadullah menambahkan jika Bank Sampah Digital selain membantu memberikan sosialisasi dan edukasi terkait pemilihan sampah. Bank Sampah digital juga melakukan penimbangan sampah non organik yang hasil penimbangannya bisa dikonfersi sesuai dengan priorotas kebituhan masing-masing seperti, Uang tunai, token listrik, sembako, Umroh, dll.

Selain hal itu bank sampah digital memiliki program Rumah Edukasi yang programnya adalah melakukan pendampingan di setiap titik Bank Sampah untuk mengelola sampah organik menjadi kompos. Tidak hanya itu Bank sampah bermitra dengan Lumbung Pangan Digital dalam menyediakan bibit dan pelatihan budidaya ikan dalam ember sebagai bentuk ketahanan pangan di rumah. Dan ini sejalan denga napa yang disampaikan Anton.

Acara webinar yang berlangsung dua hari tersebut tidak hanya diisi dengan sesi diskusi tetapi juga dimeriahkan dengan pengumuman lomba yang diselenggarakan Bank Sampah Digital berupa pengumuman lomba; essai, poster, cover lagu , tiktok, dan video ucapan selamat untuk HUT Bank Sampah digital Ke-1. (Dey)