80 Kali Negara Mengecewakanmu

batu-batu sejarah selalu tersusun dari luka
dan goresan. sejak manusia menyadari
perbudakan sampai masa peralihan
kekuasaan, bahasa yang kita kenal masih
serupa:

bekas sayatan pisau yang masih menyimpan
bahasa sunyi yang selalu menolak ditidurkan

tapi bukankah negara selalu punya cara untuk
menyanyikan lagu nina bobo, sedang ia tahu
kau bukan lagi anak-anak

masihkah ia bisa menjadi ibu yang baik bagi
anak-anaknya? masihkah ia bisa mendengar

suara tagihan listrik yang meronta setiap
malam, lengan bpjs tidak pernah sampai ke
pundak-pundak kemiskinan, langkahmu selalu
tertinggal untuk mengejar kehidupan yang
tidak pernah berlari ke arahmu. apa memang
selalu begitu?

setiap kali kau berusaha memercayai negara,
kau harus menyiapkan pula hati yang kosong
untuk menampung rasa sakit yang tidak
pernah terbahasakan.

(Agustus, 2025)

***

Setiap Kali Kesedihan
Pecah, Selalu Ada yang
Terlambat Dijelaskan

setiap kali berita menulis tentangku, orang-
orangku, kata-kata selalu lebih nyata

dari tangkapan pandangan dua bola mata
yang tertutup rompi anti peluru

kota yang mati itu menjadi sarang peluru
tubuh-tubuh berhamburan seperti biji-biji

gabah yang siap digiling, dilindas
dipatahkan, diperas & dikupas

lalu apa? bukankah kesedihan selalu
terlambat disiarkan di kanal pemerintah

misalnya, kematian seorang pemuda
yang dilindas di jalan raya

kau akan mendengar kabarnya
berjam-jam lebih cepat

dari sebuah video klarifikasi
yang isinya itu-itu saja.

(Agustus, 2025)

*) Image by istockphoto.com