KURUNGBUKA.com, LEBAK – Komunitas Motor Literasi (Moli) selenggarakan tour literasi Cibaliung, Kamis (29/10). Destinasi pertama yang disambangi ialah Pondok Baca Qi-Falah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah, Cikulur, Lebak untuk menyerahkan sumbangan 100 eksemplar buku.
Start perjalanan tour ini dilaksanakan di Markas Moli, Kampung Ciloang, pukul 07.00 WIB. Konvoi perjalanan ini terdiri dari sembilan motor dan satu mobil, pit stop pertama dilakukan di SPBU Kecamatan Petir.
Selama satu jam perjalanan, Moli sampai di Pondok Baca Qi Falah, pukul 09.00 WIB. Kedatangan rombongan disambut oleh Penggagas Moli Qi Falah Eman Sulaeman dan Ketua Pondok Pesantren Qothrotul Falah Dr Nurul H Maarif. Kegiatan dimulai dengan diskusi santai antara Moli Qi Falah dan Moli yang berlangsung di Perpustakaan Pondok Baca Qi Falah.
Ketua Ponpes Qothrotul Falah Dr Nurul H Maarif mengatakan, Moli Qi Falah dan Moli punya spirit yang sama, spirit kewahyuan yakni ayat pertama iqro yang di dalamnya ada tradisi baca dan tulis-menulis. ”Saya yakin, pertemuan ini dalam rangka menjaga spirit iqro bersama-sama,” kata Kiyai Nurul kepada Kurungbuka.com.
Menurutnya, gerakan kecil ini menjadi gerakan yang kelak bakal memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Ia meyakini, nanti ada satu titik tertentu ada orang-orang yang semakin banyak intena bergerak di bidang literasi. “Saya sangat senang Moli bisa berkunjung ke pesantren kami, semoga ini membawa keberkahan,” harapnya.
Pendiri Moli Firman Venayakna mengaku, kegiatan tour literasi Cibaliung ini dilaksanakan bagian dari refreshing karena ia sudah tak menjabat sebagai Ketua FTBM Indonesia. “Kami kangen motor-motoran, jadi sekalian refreshing,” ujarnya.
Alasan lainnya, kata Firman, Moli melakukan perjalanan ini karena akses literasi di Indonesia bermasalah. Padahal, akses ialah salah satu parameter aktivitas literasi. Menurutnya, Moli Qi Falah merupakan gerakan literasi yang ideal karena memiliki kepedulian terhadap literasi kemudian membawa itu ke masyarakat. ”Apa yang dilakukan Moli Qi Falah merupakan kegiatan sederhana, membuka akses baca bagi warga di kampung-kampung, tapi inilah gerakan literasi yang sesungguhnya,” pungkasnya. (rhu)