KURUNGBUKA.com, PANDEGLANG — Kamis, 16 Juni 2022, SMPN 3 Pandeglang melepas siswa kelas IX dengan berbagai persembahan tampilan seni. Sekolah yang telah mengharumkan nama Kabupaten Pandeglang lewat “Aermokla” dan membawa pulang medali emas pada Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Musik Tradisi Tahun 2021 ini menyajikan seni tradisi dengan meriah dan menjadi praktik baik implementasi model pelindungan sastra dan seni daerah Pandeglang.

Selain sajian angklung dan rampak bedug, kekhasan itu terlihat saat SMPN 3 Pandeglang menampilkan calung renteng. Alat musik bambu yang identik dengan tradisi huma dari Pandeglang Selatan hadir di sekolah sebagai sajian yang apik dan ditampilkan oleh siswa dan siswi kelas 7 dan 8.

Sebelumnya, siswa dan siswi tersebut telah mendapatkan pelatihan dari Kantor Bahasa Provinsi Banten melalui kegiatan Revitalisasi Sastra Lisan Puisi Sunda dalam Tradisi Huma yang dilaksanakan pada bulan Mei. Para siswa mendendangkan kembali puisi Sunda tradisi huma seperti sisindiran dan susualan, yang sempat terlupakan zaman.

Tabuhan nada salendro dari calung renteng mengiringi puisi Sunda Buhun yang dilantunkan siswa-siswi dalam Bahasa Sunda Dialek Banten, tanpa kesulitan. Wildan Fisabililhaq, guru Bahasa Sunda sekaligus pembina ekstrakurikuler seni di SMPN 3 Pandeglang menyebut siswa-siswi dapat menghayati puisi Sunda berbahasa buhun dengan baik.

“Luar biasanya lagi, ketika mereka harus menyanyi sambil menabuh calung renteng yang tergolong sulit untuk dimainkan bahkan di kalangan seniman tradisi, ternyata calung renteng bisa diajarkan ke siswa-siswi. Latihan yang tekun dan pembiasaan adalah kuncinya,” ungkap Wildan Fisabililhaq yang juga terlibat sebagai pelatih dalam kegiatan pelatihan Kantor Bahasa Provinsi Banten.

Wildan berharap, ke depannya akan banyak siswa-siswi yang bisa memainkan calung renteng ataupun seni tradisi lain yang ada di wilayah Pandeglang. Menurutnya, sudah waktunya sekolah-sekolah membawa kembali siswa-siswinya untuk mengenal dan mendalami akar budaya yang ada di Pandeglang.

“Ada banyak kesenian yang terancam tidak punya penerus. Kita punya maestro calung renteng, Abah Kalimi yang telah mendapatkan Anugerah Kebudayaan Indonesia tahun 2021 dari Kemendikbud. Usianya sudah di atas 80 tahun, saat ini sudah waktunya kita yang meneruskan pelestarian seni tradisi ke generasi muda. Sekolah bisa jadi salah satu wahana yang efektif untuk mendukung proses pewarisan itu,” lanjut Wildan.

Kepala Sekolah SMPN 3 Pandeglang, Ading Suhendi menyambut baik model implementasi pelindungan sastra dan seni daerah di Kabupaten Pandeglang yang diterapkan di sekolahnya.

“Tahun ini, SMPN 3 Pandeglang bekerja sama dengan Kantor Bahasa Provinsi Banten menerapkan model implementasi pelindungan sastra daerah melalui media seni. Sudah seharusnya pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat bekerja sama dalam melestarikan seni budaya dan sastra daerah yang mengandung nilai-nilai budaya lokal bernilai luhur,” ungkap Kepala Sekolah SMPN 3 Pandeglang, Ading Suhendi. (Rls/dhe)