Candu Usap

Jutaan informasi masuk dalam milidetik
Sekali ketuk, semua berisik
Susu sebelanga digerogoti nila setitik
Mendefinisikan ulang lagi kata cantik
Pengikutnya ribuan, akalpun lupa ditilik

Riuh mencari pembenaran
Semua senjata dikeluarkan
Ingkaran pertemanan satu per satu menjadi setan
Hegemoni hanya isi pepesan kosong buangan

Kau pengecut di dunia nyata
Berceloteh hingga jempol berbusa
Serempet kanan, senggol kiri, hingga dibuang ke tenggara

Akunmu tiba-tiba menghilang karena telalu vokal
Kembali sepi
Riuh yang slama ini dipuja ternyata realitas maya

Cirebon, Januari 2023

***

Selebritas Mati

Saat ia mati
Lampu sorot makin menjadi nyalanya
Menyalak sigap berbagai lini media
Berebut siaran perdana

Bapak di pos ronda
Ibu di tukang sayur langganannya

Kompak,
Serempak buah bibir merebak
Teori sinting berkeliaran di grup Whatsapp

korek lagi luka lama
dalam kenangan,
algoritma duka memang selalu mengenyangkan

Cigugur, Januari 2023

***

570i*)

Saluran statis
Bodoh-bodohan
Realita dijungkir balikkan
Lomba menyimak hal ganjil

Ibu menonton resep membumbui luka
Seleberiti wara-wiri
Terlalu lama otaknya di cuci

Bapak menonton liga satu
Terkentut melihat permainan punggawa lapangan hijau seadanya
“harusnya jangan kau oper ke sana, bodoh!”
Sumpah serapah keluar meremas

Analog dimatikan
Akal sehat dikemanakan?

*)570i adalah resolusi video yang biasanya diterapkan pada siaran analog televisi.

Cirebon, Januari 2023

***

Paranoia Kawula Muda

Anak muda berhenti usap layar
Pikirannya berperang dengan jutaan informasi
Mana yang benar pun tak bisa disimpulkan

Corong-corong nabi dengan angka sebagai penentu
yang berkhotbah di video-video pendek
Tentang ketakutan dan sisi gelap yang konon tak bisa diselamatkan

Simbol pagan termutakhir abad ini;
Manusia menyembah manusia

***

Kopium

Pada kamar sepi dan gelap
Melihat ia yang berdansa penuh pesona dan buah dada ranum nan semerbak
Pancaran feromon yang lagi tak terelakkan

Aku memejam
Rambutnya tergerai, bibirnya hangat, lentik jemarinya turun perlahan dari dagu menuju pusar
Pada saat gurun ini kering-kerontang,
Ia menjadi oase segar

Aku tersenyum lebar.
Ponsel tergeletak hangat, aku berlari ke kamar mandi
Tisu berserakan.
Candu ini terlalu nikmat untuk dihentikan.

Cirebon, Agustus 2024.

*) Image by istockphoto.com