Dari Ujung Rumahmu
mungkin akan ada sebuah jalan
ketika engkau kuyup dalam hujan
dan langkah demi langkah berlepasan
menemui kenangan
aspal hitam
rindu yang mengeram
sebelum pagar terbuka
ia akan berkemas
selalu hidup di sudut jendela
meski pagi mendung
dan gelap berkabung
mungkin ada sebuah jalan
jalan kecil yang lebih cepat
sampai di ujung rumahmu
2018
Dua Belas Tahun
– assyifa chalisa
dua belas tahun telah terperangkap di tubuhmu
engkau telah gadis
seperti ingin selalu menggaris
segala lelah yang tumpah di diriku
maka sebagai kakak pertama,
kau akan menyiapkan lagi pelajaran sekolah
mengepang rambut panjangmu,
juga menjaga kedua adikmu
dua belas tahun. menggurat tubuhmu
dan aku masih terkenang
tangismu yang panjang dan terang
saat kelahiran, pilu ibu dari ruang operasi di rumah sakit kecil
di tengah pasar
dan aku menimang tubuh kecilmu
sebagai perempuan mungil pertama
dalam kumandang azan di telingamu
05-08-2018
Jendela Sepi
di jendela sepi
remah pagi berjatuhan
kau membukanya
lalu kota mengungsi ke dalam kepala
acap ada bayangan mimpi yang terus meninggi
menghimpun rindumu pada sosok ayah
jalanan sudah ramai
lampu lalu-lintas mendadak panas
di jendela sepi
seseorang mengabadikannya
seperti sebuah foto digital tergesa
namun begitu tajam
menyimpan reliefmu
sebagai dokumen yang penuh tawa
05-08-2018
Ia yang Bekerja Tanpa Riuh
di sinilah dirinya kini
bekerja di belakang meja
hanya riuh gaduh
selebihnya sunyi tertahan
dalam percakapan
tak ada tepukan tangan
dan orang-orang berduyun datang
seperti ketenangan dari jalannya musik instrumentalia
tanpa puja-puji
hanya terus bekerja
menyimpan dirinya
05-08-2018
Jendela Kedua
dari jendela kedua, kereta terus berjalan. bayangan kota dan kerumunan kendaraan. orang-orang melipat diri, mungkin terkenang pada mimpi semalam. di sini, kota telah lama terbangun bahkan ketika langit masih gelap dan subuh baru saja berlalu. entah dari sisi mana aku akan kembali menghampirimu, mengingat sejumlah puisi yang kerap tak usai kutuliskan. tersebab percakapan kita tak kunjung bertemu, bahkan saat kukabarkan rindu di setiap pesan pada telepon pintarmu.
aku akan tiba di sebuah stasiun, mengingat lagi segala kejadian– yang mungkin akan kaulupakan. seperti orang yang lalu-lalang saat pintu kereta terbuka. menuju alamat yang gagal dipahami.
dari jendela kedua, aku selalu menunggu. lampion matamu yang menunggu. memecah cadas waktu. sebelum kereta sampai di stasiun di mana engkau biasa menunggu.
2018