KURUNGBUKA.com, SERANG – Motor Literasi (Moli) yang didirikan pada 23 April 2017 bertepatan dengan Hari Buku Sedunia kembali merekrut relawan baru yang berjumlah sekitar 90 peserta. Perekrutan ini dilaksanakan di Auditorium Surosowan Rumah Dunia, Minggu (27/3/2022).
Pendiri Moli yang biasa disapa El Pres oleh para relawannya, Firman Venayaksa, dalam sambutannya merasa bahagia dengan perekrutan ini. Ada beberapa hal juga yang ia sampaikan di antaranya adalah terkait dengan 4C. 4C ini tidak lain adalah critical thinking, creativity, collaboration, dan communication, yang merupakan pangkal dari pembelajaran di abad 21.
“Kami di Rumah Dunia dan Moli, karena Moli adalah bagian dari Rumah Dunia juga, selalu menekankan pembelajaran terkait dengan perubahan zaman. Nah, pada saat ini, perubahan zaman atau era ini ada formula yang dinamakan 4C. 4C ini di antaranya adalah critical thinking. Jadi di sini kita dipantik untuk berpikir kritis, kritis terhadap negara, kritis terhadap masyarakat dan harus kritis terhadap diri sendiri,” jelasnya.
Firman menambahkan, 4C lainnya adalah creative atau kreatif (dalam bahasa Indonesia) menjadi ujung tombak dalam pembangunan di Indonesia, terutama soal perekonomian. Saat ini, menurutnya, ekonomi kreatif akhirnya menjadi salah satu pangkal utama pembangunan yang juga digelorakan oleh anak muda. Maka dari itu, ia berharap kepada relawan baru yang kebanyakan adalah mahasiswa untuk bisa kreatif.
“Kemudian communication atau komunikasi. Komunikasi yang serba cepat hari ini sangat mudah tapi justru kita cepat berantem. Makanya di Moli kita bangun bersama bagaimana cara berkomunikasi yang baik, memilah informasi dan menyerapnya,” ungkapnya.
Terakhir, Firman menerangkan adalah soal collaborative atau kolaborasi. Ia menuturkan Moli merupakan sebuah gerakan literasi yang terbuka untuk siapa saja dalam rangka untuk pengembangan sumber daya manusia di Banten khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
“Kita tidak melihat status. Hal yang terpenting adalah kita melakukan apa yang bisa kita lakukan. Jadi jangan sampai kita masuk ke area dehumanisasi. Untuk terlibat dalam pembangunan bangsa ini, meski kita termarjinalisasi tapi kita tetap bisa berbuat untuk bangsa,” tuturnya.(lmr)