KURUNGBUKA.com – Kenakalan mudah memicu kemarahan. Yang biasa terjadi adalah anak-anak nakal yang mendapat omelan dari bapak atau ibu. Anak pun bisa mendapat marah dari tetangga jika kenakalan itu menimbulkan kerugian dan kecewa. Namun, anak-anak dengan kenakalannya itu kelaziman, yang membuat mereka mengetahui rasa bersalah, marah, hukuman, dan perbaikan diri. Anak-anak yang tidak nakal itu mungkin malah bermasalah.
Berbuat salah yang disebut nakal kadang pengalaman yang membentuk kepribadian. Anak-anak berada dalam masa mengetahui nilai-nilai atas perbuatan dan mendapat pengertian-pengertian yang dipelajari meski tidak mudah. Di novel berjudul Teman-Teman Adikku yang Nakal (1984) gubahan Dorothy Edwards, kita belajar lagi tentang kenakalan dan kasih ibu. Yang utama bukan kemarahan tapi usaha mengingatkan dan menyampaikan pengertian.
Yang diceritakan pengarang: “Ibuku menyesal sekali mendengar bahwa adikku memetik bunga tulip Bu Lock dan dia meminta maaf kepada Lock.” Anak yang nakal, ibu yang meminta maaf kepada tetangga. Ulah anak yang dianggap kesalahan, yang membuat tetangga sedih dan marah mengetahui bunganya dipetik. Namun, anak yang nakal itu memiliki cerita mengenai perbuatannya. Ibu ingin mengetahuinya ketimbang hanya marah-marah.
Ibu mencari anaknya yang sembunyi. Yang terjadi: “Ibu tahu adikku malu akan kelakuannya yang tak baik tadi. Pelan-pelan adikku keluar. Dia berdiri dekat tempat tidur dan kelihatan sedih sekali. Tapi, ibu baik dan lembut sekali sehingga adikku menceritakan padanya semua tentang permainannya…” Anak itu tetap nakal dan dianggap bersalah. Hukuman bisa diberikan tapi ibu mengawalinya dengan kasih dan perhatian.
*) Image by shopee.co.id
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya penulis terbaik dari Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<