Di tulisan sebelumnya saya telah bercerita tentang tempat tinggal saya di Pare. Nah, ditulisan ini saya ingin bercerita soal kelas dan lembaga kursus apa saja yang saya pilih sebagai tempat mengasah kemampuan Bahasa Inggris di Pare. Saya akan mulai dari pertama kali tiba di Pare. Saya tiba pada 21 Maret 2023, H-2 sebelum puasa Ramadan. Pare sudah mulai sepi waktu itu. Banyak pelajar kursusan yang memutuskan pulang agar bisa menikmati awal puasa bersama keluarga mereka.

Berbanding terbalik dengan saya yang memutuskan untuk menjalani awal puasa di kampung orang. Dilematis memang, bukan karena tidak ingin menikmati momen awal puasa bersama keluarga, hanya saja action plan yang saya buat, mengharuskan saya pergi ke Pare saat Ramadan tiba. Bahkan saya menjalani Idul Fitri pun di sini. Ya, sebut saja setiap pilihan yang kita ambil selalu ada pengorbanan yang menyertainya.

Satu minggu di Pare, saya isi dengan mencari sebanyak mungkin informasi mengenai lembaga kursus. Saya meminta rekomendasi-rekomendasi terbaik pada teman di kosan maupun teman yang spontan saya temui di warung makan, mengenai lembaga kursus maupun subjek skill yang ingin saya kembangkan. Saya akan selalu bertanaya, ‘Mas kalau kursusan speaking & grammar yang bagus di mana ya?’ Mereka pun punya jawaban yang beragam.

Nah, dari banyaknya rekomendasi, saya memilih beberapa lembaga yang lebih banyak disebut dan yang menurut saya penjelasan menarik dan masuk akal. Akhirnya setelah maping rekomendasi-rekomendasi hasil observasi selama seminggu. Juga mencari tahu ulang lewat social media/internet, saya memilih Miss June, untuk kelas grammar, Acces, untuk kelas speaking & vocabulary juga The Daffodils untuk kelas speaking.

Saya memulai kelas pertama saya pada 27 Maret 2023 (saat bulan puasa) di dua lembaga berbeda. Di Acces, untuk kelas speaking & vocabulary dan di Miss June, untuk kelas grammar preparation. Di Acces sebelum kelas speaking berlangsung, ada placement test terlebih dulu untuk mengukur kemampuan speaking kita. Saat itu saya mendapat kelas speaking 1B dan vocabulary 2 (untuk kelas vocab tidak ada placement test).

Saya mendapatkan jadwal pukul 08.30 WIB untuk kelas speaking 1B dan pukul 14.30 WIB untuk kelas vocabulary 2. Sementara di Miss June saya mendapat jadwal kelas pukul 10.15 WIB dan 16.00 WIB. Di Miss June dua kali pertemuan setiap harinya untuk kelas grammar. Tidak ada placement test untuk kelas grammar preparation. Jika dikalkulasi, setiap harinya saya punya empat pertemuan untuk kelas Sreaking, vocabulary & grammar.

Harga setiap kelas di Acces mulai dari Rp. 200.000 untuk satu subjek skill/material dengan durasi belajar dua minggu. Beruntungnya saat itu sedang ada promo, jadi saya mendapatkan dua kelas dengan harga Rp. 200.000, hitungannya satu kelas Rp. 100.000 untuk dua minggu pertemuan. Sangat murah. Di Miss June untuk kelas grammar preparation harganya Rp. 150.000 dengan durasi dua minggu.

Satu hari ada dua kali pertemuan. Parah ‘kan murahnya? Sedang di The Daffodils saya baru mengambil kelas setelah saya menyelesaikan dua minggu kelas dari Acces & Miss June. Waktu itu hampir semua kursusan tutup karena menjelang sepuluh hari lebaran. Saya mengambil kelas beginner english di sana dengan harga Rp. 175.000 dengan durasi dua minggu. Berhubung mepet dan jelang lebaran, jadi kelas dipadatkan menjadi satu minggu dengan dua petemuan setiap harinya.

Di Acces, untuk kelas speaking 1B, saya diajar oleh Couch Weky dan kelas vocabulary 2 oleh Coach Bibi. Atmosfir belajar di Acces cukup menyenangkan. Di kelas speaking, hampir 70% bahasa pengantarnya menggunakan Bahasa Inggris. Ditambah dengan pronunciation, pengajarnya yang bagus. Sedang di kelas vocabulary, lebih banyak menerjemahkan vocab, meguraikan vocab sesuai konteks situasi juga mengaplikasikannya ke dalam sebuah kalimat sederhana.

Jadi, setiap murid secara bergiliran secara spontan dipacu membuat kalimat dadakan sesuai konteks vocab dan situasi di materi tersebut. Sangat menarik, walaupun menurut saya materinya sungguh terlalu banyak. Jadi saya pusing menghafal vocab yang terlalu banyak.

Di kelas grammar preparation, saya diajar langsung oleh Miss June. Kalau kata teman-teman saya yang pernah belajar di sana, beruntung jika kelas grammar preparation diajar langsung oleh beliau. Karena biasanya, Miss June hanya mengajar untuk kelas grammar for writing. Memang benar yang teman saya katakan, experience di kelas tersebut sangat berbeda.

Yang paling saya ingat di sana adalah tentang disiplinnya. Haram hukumnya datang terlamat ke kelas. Haram mengobrol selama di kelas. Haram diskusi ketika mengerjakan soal latihan. Soal latihan wajib dikerjakan sendiri, dengan kemampuan sendiri. Maka tidak heran kalau kami selama dua minggu tidak saling kenal meskipun satu kelas.

Di sisi lain, Miss June, sangat to the point dalam penyampaian materinya dan metode pengajarannya pun sangat mudah dipahami. Saya sangat menikmati saat belajar di kelas grammar preparation. Memahami grammar menjadi lebih mudah bagi saya. Ditambah selalu ada feedback setelah kita mengerjakan soal latihan. Jadi gambarannya begini, setiap hari ada dua pertemuan.

Pagi pukul 10.15 WIB kelas materi grammar, sore pukul 16.00 WIB khusus mengerjakan soal latihan dari materi yang telah dipelajari di pagi hari. Dan ketika kita sedang mengerjakan soal latihan, akan diselingi dengan pemberian feedback hasil latihan soal yang telah kita kerjakan oleh asisten Miss June, yaitu Mr. Wisnu.

Hal itu dilakukan setiap hari, jadi kita akan tahu letak kesalahan dalam penulisan, kekeliruan penggunaan vocab dan kekliruan konteks penerjemahan Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris dalam membangun sebuah kalimat. Sangat detail dan perfeksionis sih. Tapi saya pikir itu sangat efektif untuk membangun konteks gramatikal yang baik, benar dan terstruktur.

Kemudian, di kelas beginner english The Daffodils, saya diajar oleh Mr. Hisyam. Yang menarik di sini adalah kelasnya sejuk ber-AC. Jadi cukup membantu mengurangi dehidrasi saat menjalani puasa. Sedang untuk materi dan metode pengajannya cukup detail dan seimbang. Jadi 50% penyampaian materi dan 50% praktik. Setelah praktik speaking sederhana.

Biasanya ada evaluasi detail soal kesalahan dalam struktur grammar speaking atau kesalahan pronunciation. Mr. Hisyam cukup jeli untuk menangkap beberapa permasalahan ini. Sehingga kesalahan-kesalahan basic dalam speaking kami pun dievaluasi untuk meminimalisir kesalahan di praktik selanjutnya.

Begitulah gambaran kecil aktivitas kelas yang saya ambil di Pare selama sebulan terakhir. Dan ini barulah sekedar permulaan. Sekarang saya sedang fokus mengambil kelas lanjutan atau next level di Miss June & The Daffodills. Sementara, fokus skill yang sedang saya kembangkan adalah grammar & speaking.

Dua pondasi ini sangat penting bagi saya sebelum menghadapi IELTS di kemudian hari. Boleh dong punya mimpi kuliah lagi di luar negeri. Sebagai penutup, kalau semisal kalian punya kesempatan datang ke Kampung Inggris, Pare, lembaga kursus mana yang akan kalian pilih?