image by istockphoto.com
SEMANGGI
dadamu, adalah sebidang halaman
di luar teras
selepas hujan menderas dari keningmu
merekah tunas dengan tiga lembar hati
terlindung antara rumput liar
dan tanaman menjalar.
sulur-sulur yang terus terulur
jauh menembus jantungmu.
harum uap udara sisa gerimis menghambur
di jalan setapak di atas galur rusukmu
di mana jemari pelan menyusur
mencari bermacam dedaunan sayur
sebelum berputar menuju pusar.
sebuah sentuh tiba-tiba mendekat
ah, jangan remas!
lembar-lembar rindu yang baru tumbuh itu.
namun tangan lembut nan tangkas
telah meramu tiga lembar hatiku
menjadi sepincuk pecel urap
yang buru-buru kau santap
bersama sambal kacang
yang terlampau matang.
Karawang, 2023
***
MENANAM CABAI
menjelang siang yang basah setelah
segelas sungai mengaliri lanskap mulut
beberapa biji rawit bertahan tersangkut
di antara geligi.
baru saja berhektar padi, sepetak kangkung
dan sekolam lele bertaruh berebut
tempat paling nyaman di dalam perut.
biji-biji yang tertanam diam-diam
itu membuatku suka menatapmu dalam-dalam
lama-lama selama bicara
hanya sekedar mencium aroma cabai
saat mengobrol santai
atau bau sengit yang tajam
saat beradu debat
hingga membuat mataku teriris
tapi sungguh, aku bukan menangis.
esok biji-biji itu ‘kan berkecambah
dalam semesta rongga:
di tempat tidur dapur pekarangan selokan
bahkan tumbuh lebat di jamban
tempat kau suka beradu hebat
dengan fesesmu sendiri.
akar-akarnya menghunjam
dalam remahan petuah dan bahasa ibu
hara bagi segala hujat dan cela
dan akan terus merimbun bernas
membuahkan kata-kata pedas.
Karawang, 2022
***
DZIKIR KANDANG PAGI HARI
kabut melayang-layang
di pelataran kandang
aroma khas meruap
serupa rindu yang meluap.
fajar merayap menyelinap
di antara asap pediangan
membuyarkan gelap
yang terlampau lelap.
jalak uret lepas dari sarang
terbang menuju wuwungan
lalu kepalanya bergoyang
bergoyang kiri-kanan, kiri-kanan
mewirid tahmid yang sering terlewat
tentang ulat-ulat tak henti menggeliat
di selokan kandang.
kumbang kotoran menggelintir
‘tlethong’ sebutir demi sebutir
hingga memutih
menjelma biji-biji tasbih.
Karawang, 2023