image by @_zukkk

PAGUYUBAN JUMAT MANIS

Di langger sabe sabilul muttaqin
napas kematian melingkari lampu dan dua kipas angin
tak ada bisikan musim yang menumbang peluh kerikil
menetes semacam lirik kahfi yang ditenun para mu`takif

Ini jumat manis, bengasepuh pulang kampung
mari sambut dengan doa makbul, pesannya sebelum abjad-abjad
dibekukan dalam sari kemenyan
ila hadrotin nabiyyil musthofa sayyidina muhammadin shollallahu ‘alaihi wasallam, wa `ala alihi wa shohbihi syaiun lillahi lahumul fatihah

Ada tangis kecil di sudut dikir
melukai wajah dan meletuskan merah

Di ruang sempit itu malam terasa begal melaharkan mantra
tapi priyai kampung terus memupuk lidahnya
dengan sloka-sloka makkiyah
khidmat seperti nuh merangkai badai saat kering
tak mengenal potongan daging remuk
dan gerhana tak jua mampu merobek keputusan
untuk menyudahi satu persoalan

Di situ seribu satu anutan ditumpuk dalam batin
sesaji yang dibungkus leluhur sebelum nyawa disewa tanah
kematian perlu disajikan bukan semata kuburan sebagai pertunjukan agung
ia hadir sebagai palang pintu insan berasal

Jisim mereka terunduk pada kerutan tasbih
terbayang orang-orang yang meninggalkan duka
melempar senyum dihadapan hidungnya
tak ada panggilan yang perlu ditanggapi
ini isyarat sunyi yang ditampil sebelum fajar tiba

Tetap saja ada yang tidak bisa dimaafkan dari malam ini
jika ayat-ayat dibaca terlalu panjang dan melupakan
aku sendiri belum menikmati iringan getar yang meminta tuhan
melumpuhkan kanal-kanal dosa yang tertimbun

Demikian tua waktu melayang
sementara hajatan makin tersesat dalam remang
beberapa luka kubiarkan membunuh tubuh sendiri
sebab luka amal paling mulia di hadapan tuhan

Madura, April 2023

***

TER-ATER REBBE

Berkebaya rapi ia datang menjelang selasa sore
mengetuk pintu sekali lalu menating tuah dari abad luhur
nase` rasol, gulai daging, beragam laukpauk dan sepiring kue lengkap
dengan secangkir kopi hangat manis menyempurnakan kesaksian hidupnya

Perempuan itu menitip doa pada talam yang diangkat ramah
jamuan kuna warisan buyut yang keramat
berharap tetuah baik dan ampunan dari sang maha
semoga mengikat asih dalam abadi

Tidak ada perbincangan berarti, sesekali bibirnya
menyebut nama tanpa tanggal lahir
ia menunggu lalu sepuluh jarinya menatap langit seperti mata melotot
setiap bait yang dipinang memiliki makna kebesaran
binti samandreh wa maimun binti ayyib wa..

Sore hampir menyentuh ubun-ubunnya
duduk di samping kursi kayu cokelat tua
ia sibuk memerhatikan keindahan doa yang ditancapka
ke ulu tangannya meski sulit ia pahami
klep matanya kadang menutup lama seperti merasakan
perjalanan jauh menyoraki riuhnya ruh
aamiin yang nyaris luput terdengar serasa padang gersang
dalam khayal mimpi

Di lain sisi kredo sesal tegak semacam berhala siap dihianati
dan perempuan itu semakin tumbang dalam wirid relatif panjang
“oh tuhan, mengapa harus ada kematian berlayar
di sekitar pecahan jajan yang disediakan
bukankah mereka menyemaraki adonan doa yang kuperjuangkan”, keluh perempuan itu pun matanya serenta teka-teki

Mengingat mati setara menghapus rabun kaca dalam ruang melingkar
helai tubuh jatuh kemudian gemetar
tiba-tiba tubuh itu menjadi asing dalam pikiran sendiri
kesempatan sejenak kembali adalah kemustahilan yang meratap
selangkah lagi debu bakal kembali ke tanah
kekal. selamanya

Perempuan itu terbangun
mencium haru di atas rantang yang serampang
jajan tujuh macam meleleh dingin
beriring mata air dalam tubuhnya kembali tawar

Madura, April 2023

*) Ter-ater rebbe: hantaran makanan dan minuman diberikan kepada tetangga/kerabat atau tokoh agama biasanya dilakukan pada hari selasa atau kamis sore dengan tujuan sedekah keluarga yang sudah meninggal.

***

SARAPIH MALAM SELIKUR

Harapan itu menggantung di sisi surga yang megar
duduk santai atau bermain di telaga sebagai bentuk kemenangan
tak mungkin membangun sujud demi sujud semata
sepotong kebenaran dari silsilah silam tidak hanya begitu
maka seorang perempuan memilih jalan lain
jalan gerbang di mana surga leluasa terbuka
Kala itu percik hujan turun tidak besar tapi lama
kepalanya mendekati kalender malam selikur
air mata pecah di depan hasutan tomang yang menghangatkan rindunya
tahun lalu di jangka yang sama ia merangka lubang surga
terkunci rapat menyerupai lepuhan serapih yang dibuat setengah matang
“tuhan, aku ingin membuat kunci surga lagi
perkenangkan tangan dan kaki kukuh dalam belaianMu”

Sepanjang sore masih saja ia memukul-mukul wajan
membolak-balik kenangan yang pernah diajarkan
kesakralan tanggal yang dirujuk sesepuh
selalu berpihak menghancurkan bulan dengan sedekah

Selepas asar atau selesai isya`
gundikan sarapih bergentang pulas dalam loyang
tepung beras, kelapa setengah tua, santan, air perasan daun suji dan garam
menyatu dalam lembut lidah bulen pasa`an
nyaman. korang. hitam bukan alasan dibuang

Rindu kian kuyup oleh risik hujan yang tumpah
ditambah sanak famili turun  mengenyalkan kelekar
di pusaran musholla anyaman kue amblas di lidah kaum surga

Madura, April 2023

KALEIDOSKOP NENEK DAN SEROJA

kepada; eyang toni

Tak perlu kau risaukan lagi, nek
trauma yang kau titiskan pada bunga seroja
masih bisa kubaca sedihnya
ia ingin sendiri dan terus sendiri seperti nenek yang membujur
tanpa kepalan kaki  

Semenjak kepergianmu dari kampung kapur
tidak ada sisa airmata yang kau tinggalkan
mungkin kau ingin cucumu tidak tenggelam
dalam larutan gelisah
tapi bunga itu memilih diam dan mengganti airmatamu
dengan sejuta hujan. ia berenang dan tak mau ke daratan

Gagal aku membangun legenda
yang bisa dipuisikan anak putumu di depan guru-gurunya
bahwa seroja dan nenek adalah saudara yatim piatu
merajam tubuhnya sendiri diantara duka-duka membentuk istana
mengundi mati di tengah guratan takdir tak semestinya

Akulah saksi itu, nek
membayari teduh hujan dari seringai matahari
kisah itu kudu utuh
tidak termakan waktu yang merantau
kelak dikrena legenda lain di luar jauh

Setiap kali datang ke gusuran tempat tidurmu
seroja di bawah lencak melelang bebunga
lagu-lagu purnama kusimak diantara putik dan benang sarinya
momen lain yang menggariskan nenek dan seroja telah menyatu

Mulailah aku berkabung bahagia
betapa ia tak pernah sunyi dalam lekatan pisau
yang menusuk punggung kirinya
takdir lain memastikan simposium melekati kedua belah dadanya

Madura, Mei 2023