KURUNGBUKA.com – (18/02/2024) Yang tepat dan beruntung dengan bacaannya akan memberi kesan yang istimewa. Buku yang masuk daftar pengubah hidup. Biografi yang disusun dengan buku, selain masalah-masalah keluarga, asmara, pendidikan, kota, dan lain-lain. Berjodohnya pembaca dan buku tidak harus mengikuti jadwal usia atau tempat.

Yang terjadi kadang tidak diramalkan sebelumnya. Pembaca bisa memesan buku-buku yang mau dilahapnya. Namun, pembaca kadang berserah saja bila memang berjodoh bacaan terpenting dan “tepat waktu”. Jean-Paul Sartre mengalaminya, mengingat sebagai “kebahagiaan” kadang tak bernama.

Sartre mengungkapkan: “… di sekitar tahun 1912-1913, aku membaca Michel Strogoff. Aku menangis kegirangan: inilah suatu hidup teladan!” Tahun yang ikut mencipta masa depan bagi pembaca.

Selanjutnya, Sartre dalam terpana: “Untuk menunjukkan keberaniannya, perwira ini tidak perlu menanti-nanti tingkah laku para bandit; surat perintah dari atasan tertinggi telah mengangkatnya dari sifat anonim; dia kini hidup untuk mematuhi perintah dan mati karena keberhasilan…” Kalimat-kalimat yang teringat, yang berusia lama. Sartre membawanya sampai tua. Pastilah bacaan yang memang dijodohkan kepadanya.

Kita mungkin pernah mengalaminya. Namun, kesan-kesan biasa mudah memudar setelah kita menambah daftar bacaan. Ukuran atau kadar terpikat yang membedakan usaha mengingatnya sampai tua. Sartre menjelaskan: “Tiga bulan kemudian, aku membaca kembali novel ini dengan kesenangan yang sama.”

Ia tidak sepenuhnya suka hal-hal dalam novel. Yang diterimanya adalah masalah-masalah yang bisa dipertaruhkan. “Yang aku irikan adalah nasibnya”. Ia paham penokohan, mendalami kemanusiaannya.

(Jean-Paul Sartre, 2009, Kata-Kata, Kepustakaan Populer Gramedia)

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<