KURUNGBUKA.com – (07/06/2024) Beberapa orang mengaku kesulitan memahamai puisi. Akhirnya, ia mengatakan tidak suka puisi, memilih membaca cerita pendek atau novel. Yang mengaku tidak suka mengalami kegagalan dalam menghadapi puisi. Ia mungkin tidak sabar dengan adanya kiasan-kiasan dalam puisi.

Kesulitan lain adalah menenangkan diri untuk membaca tulisan yang pendek tapi gaungnya berkepanjangan. Maksudnya, bait-bait atau larik-larik dalam puisi berbeda dalam kecepatan membaca sampai rampung dan pemerolehan pengertian-pengertiannya. Yang membuat lambat adalah permainan bahasa yang terdapat dalam puisi. Kiasan termasuk yang “merusak” kesabaran pembaca.

Di sekolah, murid-murid belajar kiasan. Mereka memahami sebagai pelajaran tapi sebenarnya itu terjadi dalam keseharian. Sapardi Djoko Damono menerangkan: “Jadi, adanya godaan untuk mengusut makna yang tersembunyi dalam sajak bukanlah sesuatu yang dibuat-buat, tetapi merupakan proses yang wajar.

Manusia umumnya memiliki kecenderungan memandang benda-benda secara harfiah maupun secara kiasan.” Banyaknya keluhan dari pembaca puisi bisa dimaklumi. Namun, mereka semestinya mengetahui ada selaras bahasa antara puisi dan yang tergunakan dalam sehari-hari.

Yang menyulitkan mungkin penempatan kiasan-kiasan dalam puisi. Pembaca yang “mendapat” atau “tersesat” tidak sepenuhnya menyadari maksu-maksud sebenarnya dalam puisi. Yang semula penasaran dan bingung sejak awal akan mengetahui puisi bukan bacaan mudah.

Sapardi Djoko Damono menyatakan klise yang biasa teralami: “Kita cenderung curiga jangan-jangan apa yang disuratkan sastrawan tidak seperti yang kita baca, tetapi ada yang tersirat di baliknya.” Masalah itu sering dialami para pembaca yang tidak pasti dalam membaca puisi.

(Sapardi Djoko Damono, 2014, Bilang Begini, Maksudnya Begitu, Gramedia Pustaka Utama)

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<