KURUNGBUKA.com, SERANG – Ekstremisme sangat rentan terjadi terutama pada anak-anak muda di Indonesia, hal itu di latarbelakangi karena masih banyaknya masyarakat Indonesia yang berpendidikan rendah.
Tidak hanya itu, fakor lain tingginya ekstremisme di Indonesia juga karena dilatarbelakangi oleh lingkungan yang buruk, faktor ekonomi (kemiskinan), dan fanatisme agama, begitulah menurut Erni Kurniati, pegiat literasi menjelaskan pada peserta Nyenyore Rumah Dunia, Rabu (27/03/2024) lalu.
“Bicara tentang ekstremisme, saya menjumpai banyak dari orang-orang yang terlibat dikarenakan kurangnya daya kritis dalam mencerna informasi. Tentu, ketidakkritisan itu bisa dikarenakan rendahnya pendidikan dan fanatisme agama yang tinggi,” tutur Erni.
Pada kesempatan acara diskusi Nyenyore di hari ketiga itu, Erni ingin sekali mengajak para peserta untuk bisa berpikir kritis. Erni menyarankan kepada peserta untuk rajin-rajin membaca. Harus memiliki pikiran yang terbuka. Terakhir, harus mencari lingkungan atau pergaulan yang baik.
“Sebaiknya, ketika kita mendapatkan paham tertentu, cari tahu dulu kebenarannya jangan langsung diterima begitu saja,” imbunya.
Acara ini terasa seru, selain materi yang disampaikan begitu sarat dengan pengetahuan baru mengenai ekstremisme di Indonesia, juga karena dipandu oleh Daru Borsalino, relawan Rumah dunia dan jurnalis Radar Banten. Daru, cukup berhasil menghidupkan suasana dengan celetukan-celetukan yang kritis dan satir. (gung/dhe)
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia dan membagikan berita-berita yang seru dan menarik lainnya. >>> KLIK DI SINI <<<