KURUNGBUKA.com, JAKARTA – Harian Kompas kembali mengadakan malam penganugerahan Cerpen Terbaik Pilihan Kompas 2024, tahun ini diraih oleh Bre Redana melalui karyanya berjudul “Raja dan Batu Langit” yang terbit pada 28 Januari 2024 lalu. Pengumuman dan penyerahan penghargaan berlangsung di Bentara Budaya Jakarta, Sabtu (18/10/2025), dalam acara tahunan bertajuk “Menguatkan dan Menyembuhkan Melalui Kata” Anugerah Cerpen Terbaik Pilihan Kompas 2024.
Bre Redana berhalangan hadir dan penghargaan diterima oleh Bli Can selaku perwakilan. Acara ini dihadiri sejumlah sastrawan, penggiat budaya, dan perwakilan lembaga pemerintah seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Pertamina, Badan Bahasa, serta mitra budaya lainnya.
Pemimpin Redaksi Kompas, Haryo Damardono, menyampaikan bahwa penyelenggaraan Anugerah Cerpen Pilihan Kompas bukan hal yang mudah.
“Bagi Kompas, tentu saja tidak mudah menggelar event ini. Untung saja banyak bantuan dari berbagai lembaga. Kami terus berupaya menghidupkan acara ini agar para sastrawan tetap memiliki ruang untuk berkarya,” ujarnya.
Haryo menambahkan bahwa Kompas setiap tahun menerima 2.416 naskah cerpen dari berbagai daerah di Indonesia, yang kemudian dimuat setiap Minggu di rubrik budaya.
“Tidak hanya dari Jawa, tapi dari Sabang sampai Merauke. Bahkan sebagai pemred pun saya tidak tahu siapa pemenangnya karena kerahasiaannya begitu dijaga,” katanya.
Mewakili Wakil Menteri Kemendikbudristek bidang Sains dan Teknologi, Sumarto menegaskan bahwa hakikat literasi adalah kemampuan membaca tidak hanya teks, tetapi juga kehidupan.
“Dalam hidup kita menemukan tanda baca, ada koma untuk berhenti sejenak, ada titik untuk mengambil keputusan, juga ada kalimat yang sengaja menggantung,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa literasi dan teknologi adalah dua kutub yang saling menguatkan.

“Kami memberikan apresiasi yang mendalam kepada Kompas, Bentara Budaya, Badan Bahasa, dan seluruh elemen masyarakat yang terus menyalakan bara pengetahuan di tengah distraksi digital,” tambahnya.
Sekretaris Badan Bahasa, Ganjar Harimansyah, menilai bahwa Anugerah Pilihan Kompas merupakan bentuk konsistensi yang patut diapresiasi.
“Banyak sekali penghargaan yang muncul satu dua kali, tapi Anugerah Cerpen Terbaik Pilihan Kompas konsisten. Kami terhormat bisa berkolaborasi tahun ini, semoga tahun depan bisa juga. Dukungan kami di kementerian selalu terbuka untuk acara semacam ini, apalagi di bulan bahasa dan sastra,” katanya.
Ia menambahkan, “Meskipun kami di Badan Bahasa memiliki anugerah tersendiri, ini bukan saingan, tapi memperkaya penghargaan kepada para sastrawan. Kehadiran negara perlu di kegiatan semacam ini.”
Sejumlah nama penerima nominasi cerpen pilihan Kompas tahun ini di antaranya Ranang Aji, Mashdar Zainal, Ni Wayan Wijayanti, AK Basuki, Sasti Gotama, Agus Noor, Benny Arnas, Rizqi Turama, A Muttaqin, Putu Supartika, Windy Sheila, Tenny Purwanti, T Agus Chaidir, Muna Masyari, Hasan Al Banna, dan Ahmadul Faqih.
Melalui kegiatan ini, Kompas menegaskan kembali komitmennya untuk menjadi rumah bagi para penulis Indonesia sekaligus menjaga tradisi sastra di tengah arus digital yang semakin deras. (rls/dhe)