Filipi
Aku telah dipilih di antara para Benyamin, tak usah kalian ragukan darah Ibrani yang
mengalir dalam pemberontakanku. Dahulu memang penuh sengaja, aku buru
seseorang yang hari ini mengutusku melayani kota kalian. Ia yang mengizinkan duri
dalam dagingku memencar ke segala penjuru matahatiku, mencari kelopak mana
yang darinya lelehan airmata tak perlu kembali mencampuri minyak urapan sang
mahatinggi.
Aku juga pernah penuh kesadaran mengadu domba para diaken untuk merajam
sampai mati Stefanus, tapi setelahnya aku rebah tepat di bawah kakinya sesudah
cahaya itu mencelikkan mataku, matahatiku. Aku tak tahu mana yang akan kupilih:
sayap iman yang patah sebelah, atau perahu berlayar linen ungu melabuhkan
pelayananku sampai karam. Di antara keduanya, telah kupilih kebenaran sejati yang
akan menderaku, yang akan menguduskan darah yang mengerjakan keselamatan
seluruh anak manusia.
2024
***
Galatia
Kasih karunia meminyaki rambut sampai ujung kuku kakiku. Tak kuhiraukan lagi
apakah Yahudi atau Yerusalem pondok aman namaku bersarang. Dari Siria sampai
Kilkia, tujuh puluh tujuh kwatrin telah siaga menjaga kantong buah-buah Roh. Iman
imamat rajani penuh kuasa sejak dalam kandungan kota ini mesti aku sauhkan
ajaran dan doa Bapa di sorga.
Kasih karunia jualah yang telah mengubah keruh air tempayan dalam hatiku, sesaat
setelah orang-orang tak lagi memanggilku Saulus. Sejak tali temali perahuku disusun
dari potongan tubuh dan percikan darahnya, selumbar dalam mataku terkelupas,
jauh dari bimbang matahati Kleopas.
Kasih karunia yang telah hamba terima dari kemurahan hati Anak Manusia, perlahan-
lahan menggenapkan janji batu penjuru paling abadi di jantung waktu.
2024
***
Korintus
Yang masygul hatinya tak akan
Sempat berbenah mengemasi
Beberapa potong jubah dan helai pakaian
Cemas dan ragu di dada layaknya
Onak duri di antara belukar yang terbakar
Sedang, ketika anak sulung telah bersiap
Merapikan jalannya sendiri
Menyiapkan sayap terakhirnya
Dan salib itu mesti ia pikul
Barulah kita mafhum benar sandaran
Kepalanya tak lagi liang serigala
Atau tumpukan jerami di palungan Betlehem
Biarlah di kota ini aku kembali
Jadi anak kecil merangkul segenap
Teman dan sahabatku
Sebelum tulang tualangku kering belaka
Sembari aku simpan satu nama
Di halus serat jubahku
Seperti kudengar namaku disebut doa ibuku
Seperti Firman kepada dirinya sendiri
2024
***
Tesalonika
Aku selalu mengucap syukur kepadanya
Ketika aku mengingat namamu dalam kepal doaku
Bila langit nila tempat emas dan mur
Pernah dikorbankan para Majusi mengelebatkan
Anak-anak bintang dari timur
Maka izinkah kukecup keningmu
Kulepaskan pening seluruh harimu
Janji Bapa akan senantiasa tergenapi
Setelah api setelah awan menaungi
Pondok Daud dengan penuh ucapan syukur
Dan kerling cahaya dari sepasang bilur
Yang pantulkan dua potong kayu kasar
Melintang tegak dari tenggorokanmu
Pergilah!
Pergilah!
Selamatkanlah para domba tanpa
Halauan tongkat gembala
2024
***
Nasib Seekor Anak Domba
Sebab entah, seekor anak domba
dilahirkan hanya untuk mati tak bersisa apa,
muncul begitu saja
dengan alasan tiba-tiba.
Ia terbit dari belakang. Tanduknya konon
melekat di sela belukar. Dengan menutup mata
dan telinga tibalah ia bagai bintang jatuh
di atas mezbah bakaran dan jadi korban persembahan.
Dengan mata terbelalak ia menoleh
ke arah anak lelaki yang seharusnya mati,
menggantikan posisinya.
2023-2024
*) Image by istockphoto.com
puisi yg keren